REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Ratusan ribu anak di Gaza, Palestina kembali ke sekolah setelah penangguhan selama lima bulan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Namun, jumlah siswa yang masuk sekolah akan tetap dibatasi.
Wakil Menteri Pendidikan di daerah kantong yang diperintah Hamas, Ziyad Thabit, menyampaikan, para siswa akan mengikuti pembelajaran dengan kurikulum perbaikan selama Agustus ini. Kelas yang digunakan untuk belajar dibatasi yaitu hanya empat kelas sehari.
"Kementerian sudah menyiapkan rencana berdasarkan berbagai skenario untuk menghadapi tahun ajaran," ujar Thabit sebagaimana dilansir dari Gulf Times, Ahad (9/8).
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Palestina, UNRWA, yang memberikan pendidikan kepada ratusan ribu anak di Gaza, mengatakan, ada lebih dari 285 ribu siswa yang telah kembali ke 277 sekolah. Mereka mengklaim telah menerapkan langkah pencegahan Covid-19.
Misalnya, dengan menyediakan semua bahan yang diperlukan untuk membersihkan sekolah dan melatih para staf sekolah soal bagaimana cara menggunakan bahan sanitasi secara efektif. Selain itu, saat waktu istirahat, para siswa akan tetap di dalam kelas.
Hal itu untuk menghindari terlalu banyak siswa berkumpul atau berkerumun di satu tempat pada satu waktu yang bersamaan. "Langkah-langkah tersebut akan ditinjau sekali dalam sepekan dan akan diperbaiki sesuai kebutuhan," demikian pernyataan UNRWA.
Di sisi lain, Presiden Palestina Mahmoud Abbas kembali memperpanjang keadaan darurat selama 30 hari untuk mencegah penyebaran infeksi virus corona. Namun, pada saat yang bersamaan, Pemerintah Palestina mengumumkan pelonggaran pembatasan wilayah di negaranya.
Juru bicara pemerintah, Ibrahim Milhem mengumumkan, komite tindak lanjut harian, termasuk semua kementerian dan badan keamanan akan bertugas memerangi wabah pandemi di bidang yang ditugaskan pada mereka. Tim akan melakukan inspeksi lapangan dan mengawasi operasi melalui komite khusus.