REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 56 triliun kepada lebih dari dua juta pelaku UMKM per Juni 2020. Adapun realisasi tersebut setara 46,66 persen dari target tahun ini.
Sekretaris Perusahaan BRI Amam Sukriyanto mengatakan, sebagian besar KUR disalurkan ke sektor pertanian dan perdagangan. "Kami masih optimis bisa merealisasikan kuota KUR yang diperoleh dari pemerintah sebesar Rp 120,2 triliun pada tahun ini, meski setengah belum mencapai 50 persen," ujar Amam, Ahad (9/8).
Menurutnya selama April dan Mei perseroan fokus membantu debitur UMKM yang terdampak Covid-19 dengan melakukan restrukturisasi. Dalam bulan, sekitar 80 persen aktivitas tenaga pemasar mikro BRI adalah untuk restrukturisasi kredit dan sisanya 20 persen ekspansi kredit.
Anam menyebut pada Juni fokus perseroan untuk melakukan ekspansi meningkat jadi 66 persen. Karena permintaan restrukturisasi sudah mulai melandai setelah pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Fokus bank saat ini untuk melanjutkan program restrukturisasi kredit tinggal 34 persen," ucap Amam.
Untuk bisa merealisasikan semua kuota KUR yang diperoleh tahun ini, BRI melakukan strategi dengan fokus membidik sektor prioritas seperti pertanian, pangan, obat-obatan, dan alat kesehatan serta melakukan digitalisasi dalam penyalurannya.
Selain itu, lanjut Amam, BRI juga melakukan channeling penyaluran KUR melalui e-commerce dan aplikasi ride-hailing seperti Tokopedia, Shopee, Gojek, dan Grab. Ini merupakan upaya BRI untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan sebagai komitmen BRI untuk sebagai dukungan dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang baru diresmikan pemerintah.
Dari realisasi KUR BRI hingga Juni, sekitar 59 persen telah disalurkan pada sektor produksi. BRI optimistis dapat mencapai target yang ditetapkan pemerintah," ucap Amam.