Ahad 09 Aug 2020 16:07 WIB

Panen Bawang Putih Lokal Belum Bisa Terserap Pasar

Petani berharap pemerintah bisa membantu menyerap bawang putih lokal.

Rep: S Bowo Pribadi / Red: Agus Yulianto
Panen raya bawang putih di Pekalongan.
Foto: Dok Istimewa
Panen raya bawang putih di Pekalongan.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sejumlah petani bawang putih lokal unggul, di berbagai daerah di Provinsi Jawa Tengah berharap hasil panen mereka bisa segera terserap pasar, dengan harga yang lebih menguntungkan. Namunk, memasuki musim panen raya bawang putih tahun ini, sejumlah petani di Kabupaten Karanganyar dan Boyolali belum bisa menikmati hasilnya setelah bawang mereka belum bisa terserap pasar.

Setidaknya, hal ini diakui oleh Sudarno (49 tahun), salah satu petani bawang putih anggota kelompok tani (Klomtan) Rejeki Makmur, Desa Segoro Gunung, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Saat ini, katanya, sejumlah petani yang menanam bawang putih lokal varietas unggul yang ada di desanya masih kesulitan untuk menjual hasil panen tersebut, setelah belum ada pembeli yang menyerap.

Padahal, hasil panen bawang putih lokal, jenis Lumbu Hijau maupun jenis Tawangmangu, pada musim panen kali ini, cukup bagus. “Baik secara kuantitas maupun kualitas,pada panen kali ini cukup bagus,” katanya, Ahad (9/8).

photo
Petani bawang putih di Desa Segoro Gunung, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, melaksanakan panen raya. Panen raya periode ini menghasilkan bawang putih mencapai 18,4 ton per hektare. - (Republika/Binti Sholikah)

Sebelum masa panen, ungkap Sudarno, biasanya sudah banyak pembeli yang mendatangi para petani untuk memberikan penawaran harga dan menyerap hasil panen raya bawang putih tersebut. Namun, hingga memasuki masa panen sekarang belum ada pembeli yang datang untuk menawar bawang putih dari lereng gunung Lawu tesebut. Harga bawang basah saat ini Rp 18 ribu per kilogram dan setengah kering Rp 25 ribu per kilogram.