Ahad 09 Aug 2020 17:00 WIB

Ribuan Warga Lebanon Tuntut Perubahan Rezim

Demonstrasi di Lebanon buntut dari peristiwa ledakan Beirut

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Rakyat Lebanon memegang plakat selama protes setelah ledakan, di Beirut, Lebanon, 08 Agustus 2020. Orang-orang berkumpul untuk melakukan apa yang disebut
Foto: EPA-EFE/Nabil Mounzer
Rakyat Lebanon memegang plakat selama protes setelah ledakan, di Beirut, Lebanon, 08 Agustus 2020. Orang-orang berkumpul untuk melakukan apa yang disebut

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT — Ribuan warga Lebanon melakukan demonstrasi menuntut perubahan rezim pada Sabtu (8/8). Unjuk rasa itu merupakan buntut dari peristiwa ledakan yang mengguncang Beirut pada Selasa (4/8) lalu.

Sekitar 10 ribu orang berkumpul di Martyrs Square sambil meneriakkan slogan anti-pemerintah. Para demonstran menuntut para politisi mengundurkan diri dan dihukum karena kelalaian mereka menyebabkan terjadinya ledakan di Beirut.

Baca Juga

“Kami tinggal di sini. Kami menyerukan rakyat Lebanon untuk menduduki semua kementerian,” kata seorang orator. Sekelompok massa kemudian bergerak ke Kementerian Luar Negeri Lebanon. Mereka membakar foto Presiden Michel Aoun.

Para pengunjuk rasa pun merangsek gedung kementerian ekonomi dan energi Lebanon. “Rakyat menginginkan jatuhnya rezim,” kata massa bersorak. Saat menerikkan kata-kata demikian, mereka pun mengusung poster bertuliskan “Pergi, kalian semua pembunuh”.