REPUBLIKA.CO.ID,LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten menyalurkan bantuan berupa bahan pokok untuk warga korban kebakaran agar tidak menimbulkan kerawanan pangan.
"Kami berharap bantuan itu dapat meringankan beban ekonomi mereka," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak, Kaprawi saat mengunjungi pondok pesantren di Kecamatan Gunungkencana yang menjadi korban kebakaran, Ahad (9/8).
Kebakaran yang melanda warga Kabupaten Lebak sejak tiga hari terakhir ini tercatat sembilan kasus, di antaranya di Desa Cibarengkok, Kecamatan Panggarangan hingga menghanguskan sebanyak delapan rumah dan ponpes di Kecamatan Gunungkencana.
Namun, beruntung kebakaran tersebut tidak menimbulkan korban jiwa. BPBD Lebak terus mengoptimalkan penyaluran bantuan bahan pokok, seperti beras, lauk pauk, minyak goreng, minuman kemasan dan peralatan dapur serta tikar.
Mereka warga korban kebakaran itu tidak ada yang mengungsi, meskipun kondisi rumahnya terbakar hingga rata dengan tanah.
Sebab, mereka tinggal mengungsi bersama keluarga dan tetangga yang selamat dari kebakaran. "Kami sangat berkomitmen untuk cepat bergerak menyalurkan bantuan bahan pokok untuk mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan kerawanan pangan," katanya.
Menurut dia, persedian logistik dipastikan aman dan mencukupi untuk kebutuhan selama enam bulan ke depan. Saat ini, kata dia, stok beras yang ada di gudang sebanyak 50 ton dari bantuan APBD Kabupaten Lebak dan bantuan APBN.
Persediaan logistik tersebut menjadikan prioritas utama agar warga korban bencana alam terpenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Oleh karena itu, BPBD Lebak selalu mengutamakan persediaan logistik,terlebih wilayah Kabupaten Lebak rawan bencana banjir, banjir bandang, kebakaran, longsor, angin puting beliung dan gempa tektonik.
"Kami mengapresiasi kebijakan pemerintah daerah,provinsi maupun pemerintah pusat cukup luar biasa untuk membantu logistik penanggulangan bencana alam itu," demikian Kaprawi.