REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Twitter Inc disebut-sebut sedang melakukan langkah pendekatan pada pemilik aplikasi Tiktok asal China, Byte Dance untuk mengambil alih operasi di Amerika Serikat (AS). Meski demikian, sejumlah pakar meragukan kemampuan financial platform media sosial veteran tersebut.
Dua sumber yang tidak disebutkan namanya menyampaikan pada Reuters, meski cukup diragukan, Twitter dan Byte Dance sudah mulai melakukan pembicaraan awal. Twitter punya kapitalisasi mencapai 30 miliar dolar AS, hampir sama dengan valuasi aset Tiktok yang akan dilepas.
"Akan butuh tambahan banyak modal untuk mendanai kesepakatan tersebut," kata sumber, dilansir Reuters, Ahad (9/8).
Seorang pengamat dari University of Michigan, Erik Gordon menyampaikan, Twitter akan mengalami kesulitan jika harus mendanai kesepakatan meski hanya operasional di AS. Twitter tidak punya kapasitas yang cukup besar, meski membuat kelompok investor.
Menurutnya, para pemilik Twitter akan lebih memilih agar manajemen lebih fokus pada bisnis yang sudah ada. Namun, sumber Reuters menyebut ada salah satu pemilik yakni firma ekuitas swasta Silver Lake yang tertarik untuk membantu kesepakatan.
Twitter juga disebut membuat strategi khusus yang akan membuat kesepakatan dengannya lebih mudah dibanding dengan Microsoft. Twitter pun tidak akan mendapat banyak tekanan dari China karena tidak aktif di sana.
Tiktok, Byte Dance, dan Twitter secara resmi menolak untuk komentar. Saat ini Microsoft masih menjadi perusahaan terdepan yang mendapat mandat dari Presiden AS, Donald Trump dalam kesepakatan dengan Tiktok. Trump memberikan waktu 45 hari sampai kesepakatan diselesaikan.