Senin 10 Aug 2020 09:44 WIB

Beirut Rusuh, Dua Menteri Lebanon Mundur

Massa melemparkan batu dan memblokir jalan dekat gedung parlemen di Beirut.

Beirut Rusuh, Dua Menteri Lebanon Mundur. Unjuk rasa anti pemerintahan di Beirut, Lebanon, Sabtu (8/8), pecah dan berujung ricuh. Masyarakat berkumpul di kegiatan mereka sebut Aksi Sabtu Menggantung Tali sebagai bentuk protes kepada pemimpin politik. Massa menuntut pemimpin politik bertanggung jawab atas ledakan dahsyat di pelabuhan.
Foto: EPA-EFE/IBRAHIM DIRANI DAR AL MUSSAWIR
Beirut Rusuh, Dua Menteri Lebanon Mundur. Unjuk rasa anti pemerintahan di Beirut, Lebanon, Sabtu (8/8), pecah dan berujung ricuh. Masyarakat berkumpul di kegiatan mereka sebut Aksi Sabtu Menggantung Tali sebagai bentuk protes kepada pemimpin politik. Massa menuntut pemimpin politik bertanggung jawab atas ledakan dahsyat di pelabuhan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Polisi Lebanon menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang melemparkan batu dan memblokir jalan dekat gedung parlemen di Beirut, Ahad (9/8). Kemarin merupakan hari kedua demonstrasi antipemerintah pascaledakan.

Kobaran api muncul di pintu masuk ke Alun-alun Parlemen ketika para demonstran berupaya merangsek masuk ke lokasi yang dikelilingi pagar betis, menurut gambar yang ditayangkan televisi. Para pengunjuk rasa juga membobol kantor kementerian perumahan dan transportasi.

Baca Juga

Koresponden Reuters mengatakan polisi antikerusuhan, dengan mengenakan rompi antipeluru dan memegang pentungan, bentrok dengan para demonstran ketika ribuan orang berkumpul di Alun-alun parlemen dan dekat Lapangan Syuhada. Dua menteri kabinet mengundurkan diri di tengah kejatuhan politik karena ledakan di pelabuhan Beirut pada Selasa (4/8) serta krisis ekonomi yang mendera Lebanon selama berbulan-bulan.

Kedua menteri itu mundur dengan alasan pemerintah tidak melakukan reformasi. Menteri Lingkungan Damianos Kattar mundur dari jabatannya pada Ahad. Pemerintah kehilangan banyak kesempatan untuk melakukan reformasi, kata Kattar dalam pernyataan.

Kepergian Kattar mengikuti langkah Menteri Informasi Manal Abdel Samad, yang pada Ahad menyatakan mengundurkan diri pascaledakan. Pada Sabtu (8/8), kemarahan memuncak di beberapa lokasi di pusat kota Beirut. Jumlah pengunjuk rasa merupakan yang terbesar sejak Oktober ketika ribuan orang turun ke jalan untuk menuntut korupsi diakhiri, juga tata kelola pemerintahan yang buruk.

photo
Tentara Lebanon memblokir jalan dan bentrok dengan penduduk yang marah ketika Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi lingkungan Gemmayzeh, yang menderita kerusakan parah akibat ledakan Selasa di pelabuhan Beirut, di Beirut, Lebanon, Kamis, 6 Agustus 2020. - (AP/Hassan Ammar)

Sekitar 10 ribu orang pada Sabtu berkumpul di Lapangan Syuhada, yang berubah menjadi tempat bentrokan antara polisi dan para demonstran. Massa berusaha mendobrak pagar pembatas di sepanjang jalan menuju gedung parlemen.

Beberapa demonstran menyerbu kantor-kantor kementerian serta gedung Asosiasi Bank Lebanon. Satu polisi tewas dan Palang Merah menyebutkan lebih dari 170 orang cedera dalam bentrokan itu. Ledakan lebih dari 2.000 ton amonium nitrat di pelabuhan Beirut pada Selasa menewaskan 158 orang dan melukai lebih dari 6.000 lainnya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement