REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Pengunjuk rasa melakukan aksi demonstrasi menuntut diakhirinya sistem monarki yang masih diterapkan oleh Spanyol pada Ahad (9/8), waktu setempat. Tuntutan tersebut muncul setelah kepergian mendadak mantan raja Juan Carlos dari negara itu pekan lalu di tengah skandal korupsi.
"Kami harus membersihkan sistem korupsi dan kami harus mulai dengan mahkota," kata sopir bus yang berada di antara sekitar seratus pengunjuk rasa di Madrid, Jose Emilio Martin.
Protes terhadap keluarga kerajaan telah menyebar ke seluruh Spanyol sejak kepergian dramatis mantan raja itu. Sekitar 100 orang berdemonstrasi di Valencia dan lebih banyak protes direncanakan di Mallorca minggu ini selama kunjungan Raja Felipe VI ke pulau itu.
Sebuah jajak pendapat oleh SigmaDos yang diterbitkan di surat kabar konservatif El Mundo menemukan, 63,3 persen responden menyatakan ide yang buruk bagi sosok berusia berusia 82 tahun untuk pergi.
Sementara, 27,2 persen setuju dengan kepergiannya. Sedangkan, 80,3 persen mengatakan Juan Carlos harus menghadapi kemungkinan proses hukum. Jajak pendapat tersebut dilakukan antara 4-6 Agustus setelah kepergian Juan Carlos.
Terlepas dari ketidaksetujuan jajak pendapat, hasil tersebut mencerminkan popularitas Juan Carlos tenggelam dalam beberapa tahun terakhir. Sekitar 69,2 persen menyatakan dia memainkan peran penting dalam transisi dari kediktatoran ke demokrasi setelah kematian Francisco Franco pada 1975. Sementara, 24,4 persen mengatakan dia memainkan peran kecil atau tidak ada kontribusi.
Pada Juni, Mahkamah Agung Spanyol membuka penyelidikan awal atas keterlibatan Juan Carlos dalam kontrak kereta api berkecepatan tinggi di Arab Saudi. Langkah itu setelah surat kabar Swiss La Tribune de Geneve melaporkan bahwa dia telah menerima 100 juta dolar AS dari mendiang raja Saudi.
Mantan raja itu tidak secara resmi mendapatkan penyelidikan dan berulang kali menolak mengomentari tuduhan tersebut. Pengacara Juan Carlos mengatakan bahwa kliennya ada untuk membantu jaksa Spanyol, meskipun dia memutuskan untuk pergi.
Juan Carlos turun tahta pada 2014 demi putranya Felipe. Tiba-tiba dia mengumumkan keputusannya untuk pergi dari negara tersebut pada 3 Agustus, meski tidak akan konfirmasi negara yang akan dituju olehnya.
Surat kabar pro-monarki ABC melaporkan, Juan Carlos telah melakukan perjalanan dengan pesawat pribadi dari Spanyol ke Uni Emirate Arab. Media lain mengatakan, dia ada di Republik Dominika atau di Portugal.
Seorang juru bicara pemerintah Spanyol menolak untuk mengomentari keberadaannya. Pengacaranya dan istana kerajaan selama ini menolak mengatakan lokasi Juan Carlos berada.
Situs web berita Niusdiario.es menggugah foto yang menunjukkan dia berjalan menuruni tangga pesawat di bandara Abu Dhabi pada Sabtu (8/9). Jika dikonfirmasi, itu akan menjadi gambar pertama mantan raja yang dipublikasikan sejak kepergiannya.