REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tiba-tiba dibawa pergi dari konferensi pers malam Senin (10/8) waktu setempat. Hal itu sontak dilakukan setelah Secret Service menembaki seseorang di luar Gedung Putih.
Trump mengatakan bahwa dirinya dibawa ke Ruang Oval, meski alasan penembakan itu masih belum jelas. Dia mengatakan penembakan terjadi cukup dekat dengan Gedung Putih, atau di luar gedung, dekat pagar.
"Anda terkejut. Saya juga terkejut. Saya pikir itu mungkin sangat tidak biasa," kata presiden kepada wartawan setelah dia kembali dikutip laman Anadolu Agency, Selasa (11/8).
Trump mengatakan, orang yang ditembak sudah dibawa ke rumah sakit terdekat. Dia tidak tahu bagaimana kondisi tersangka tetapi mengatakan tidak ada orang lain yang terluka.
Ditanya apakah tersangka bersenjata, Trump mengatakan, "itulah yang saya mengerti."
Seorang pejabat senior pemerintahan mengatakan ada penembak aktif di dekat Gedung Putih dan penembak itu ditahan. Pejabat itu mengatakan, insiden itu terjadi tepat di luar halaman Gedung Putih dekat dengan Lafayette Square.
Trump tidak mengucapkan kata-kata selama upaya pertama pengarahan media ketika keamanan masuk ke ruangan dan memintanya untuk meninggalkan daerah itu.
"Permisi?" Trump bertanya ketika petugas keamanan mendekat dikutip CNN. "Keluarlah," kata agen keamanan itu.
"Oh," kata Trump sebelum meninggalkan ruangan.
Ketika Trump kembali ke ruang briefing, dia mengatakan dia telah dibawa ke Oval Office ketika dia dievakuasi.
"Saya merasa sangat aman dengan Secret Service. Mereka orang-orang hebat. Mereka yang terbaik dari yang terbaik. Mereka sangat terlatih," kata Trump kepada wartawan ketika dia kembali. "Mereka hanya ingin saya menyingkir sebentar hanya untuk memastikan bahwa semuanya jelas di luar," ujarnya menambahkan.
Trump mengatakan dia telah bertanya apakah fasilitas Gedung Putih telah dilanggar. "Saya tidak berpikir orang itu melanggar apa pun. Tapi saya tidak percaya ada yang dilanggar. Saya mengajukan pertanyaan itu," ujar Trump.