Selasa 11 Aug 2020 13:30 WIB

Sekjen PBB Minta Pemerintah Lebanon Dengar Suara Rakyat

Sekjen PBB berharap dukungan internasional terus mengalir untuk Lebanon.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Polisi pada Senin (10/8) mendorong mundur pengunjuk rasa anti-pemerintahan dalam aksi menyusul ledakan besar pekan lalu di Pelabuhan Beirut. Lebih dari 160 orang menjadi korban jiwa akibat ledakan Lebanon.
Foto: AP Photo/Hassan Ammar
Polisi pada Senin (10/8) mendorong mundur pengunjuk rasa anti-pemerintahan dalam aksi menyusul ledakan besar pekan lalu di Pelabuhan Beirut. Lebih dari 160 orang menjadi korban jiwa akibat ledakan Lebanon.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengungkapkan solidaritas penuh dan dukungan PBB untuk rakyat Lebanon setelah ledakan di pelabuhan di Beirut, Senin (10/8) waktu setempat. Guterres juga memberikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban.

Guterres menyerukan dukungan internasional untuk Lebanon serta berterima kasih kepada negara-negara yang memberikan bantuan finansial dan material.

Baca Juga

"Kekuatan rakyat Lebanon kini menghadapi ujian tambahan," ujar Guterres pada pengarahan virtual bersama para pejabat PBB seperti dikutip laman UN News, Selasa (!1/8).

Sepekan lalu, ledakan menghasilkan awan tebal yang sangat besar hingga meratakan infrastruktur vital serta menghancurkan banyak rumah. Lingkungan sekitar diratakan oleh akibat ledakan, sementara ribuan orang kini kehilangan tempat tinggal.

Dengan latar belakang kesulitan ekonomi, Covid-19, dan berbagai tantangan lainnya, Guterres memuji rakyat Lebanon karena tetap menjadi tuan rumah yang murah hati bagi komunitas besar pengungsi Palestina dan Suriah.

Dalam beberapa hari terakhir, kepala PBB mengatakan dia akan melihat semangat itu lagi, ketika tetangga membantu tetangga membersihkan jalan dari pecahan kaca, membuka rumah untuk mereka yang kehilangan tempat tinggal.

"Saya menyerukan dukungan internasional yang kuat untuk semua orang yang membutuhkan di Lebanon, terutama wanita dan anak perempuan yang paling rentan di saat krisis," ujar Guterres.

Pada saat kesedihan dan rasa frustasi yang berkepanjangan di Lebanon, Guterres juga meminta para pejabat pemerintahan Lebanon mendengar suara rakyat. Dia juga menyerukan untuk penyelidikan yang kredibel dan transparan untuk menentukan penyebab pasti ledakan dan menghasilkan pertanggungjawaban yang diminta oleh rakyat Lebanon.

Dia mengatakan reformasi politik jangka panjang juga dibutuhkan mengingat beberapa pejabat pemerintahan serentak mengundurkan diri, termasuk Perdana Menterinya.

Guterres berjanji bahwa PBB akan melanjutkan dukungannya untuk Beirut dan rakyat Lebanon dengan segala cara yang mungkin. PBB juga akan berdiri dalam kesatuan untuk membantu meringankan penderitaan rakyat Lebanon dengan segera dan mendukung pemulihannya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement