REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya terus bertambah. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya hingga Selasa (11/8) tercatat penambahan 19 kasus DBD, sehingga total tercatat 1.043 kasus sejak Januari dan 28 orang di antaranya masih menjalani perawatan. Kendati demikian, hingga saat ini Pemerintah Kota Tasikmalaya belum menetapkan status kejadian luar biasa (KLB).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, pihaknya masih terus memantau perkembangan kasus DBD sebelum menentukan status KLB. Sebab, menurut dia, penetapan kasus DBD bukan semata memperhatikan faktor tingginya kasus, melainkan ada faktor lain yang harus dipertimbangkan.
"Itu kan ada perhitungannya. Bukan hanya banyaknya kasus, tapi hal lainnya juga harus diperhatikan," kata dia, Selasa (11/8).
Kendati belum menetapkan status DBD, Dinas Kesehatan telah melakukan intervensi dengan maksimal untuk pengendalian kasus. Misalnya, penyuluhan terus ditingkatkan dan pengasapan digencarkan.
Uus menambahkan, saat ini masyarakat juga semakin banyak yang sadar menjaga lingkungan. Sebab, untuk mengatasi kasus DBD tak bisa hanya mengandalkan pengasapan, tetapi yang terpenting adalah gerakan 3M (menguras, menutup, mengubur).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dari total 1.043 kasus terdapat 20 orang yang meninggal dunia akibat DBD. Sebanyak 14 orang di antara korban meninggal masih berusia anak.
Menurut Uus, banyaknya anak yang menjadi korban harus menjadi perhatian bersama. "Kebersihan lingkungan di rumah masing-masing itu faktor utama. Karena itu, kebersihan rumah harus terus dijaga agar penyakit ini bisa diatasi," kata dia.