Selasa 11 Aug 2020 20:00 WIB

''UMKM tak Bisa Bangkit Jika Masyarakat tak Berbelanja''

Perekonomian nasional tidak akan tumbuh bila rasa takut belum hilang

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Gita Amanda
Pengusaha Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menunjukkan produk makanan olahan udang, (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Rahmad
Pengusaha Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menunjukkan produk makanan olahan udang, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin menyatakan, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tidak akan bisa hidup bila masyarakat tidak berbelanja. Maka, ia mengimbau agar masyarakat kembali belanja di luar rumah.

"Apapun bantuan pemerintah, tapi kalau tidak pada berbelanja, tidak datang ke pasar, tidak datang ke kantor, membeli gorengan, UMKM tidak akan mendapatkan pendapatan. Kita (pemerintah) cuma membantu secara period," ujar Budi dalam webinar pada Selasa (11/8).

Ia menekankan, masyarakat harus mulai membangun rasa aman, hidup dalam normal baru, dan tidak takut berbelanja atau beraktivitas di luar rumah. "Ratusan triliun digelontorkan demi bantu UMKM kalau orang nggak keluar belanja, nggak keluar spend kartu kredit, UMKM nggak akan bisa bangkit dan tumbuh sustainable," tegasnya.

Lebih lanjut, kata dia, perekonomian nasional tidak akan tumbuh bila rasa takut belum hilang. Jika rasa aman telah ada, barulah orang mulai berani keluar melakukan kontak fisik, sehingga roda perekonomian bisa kembali berputar.

"Pemerintah nggak bisa bangkitkan ini sendiri. Selama kita disiplin gunakan masker dan cuci tangan, insya Allah kita aman kembali," kata Budi.

Dirinya melanjutkan, masalah ekonomi sekarang berbeda dengan saat krisis 1998, 2008, maupun 2013. Sebab ketiganya diakibatkan masalah pada sektor keuangan, sementara sekarang akibat sektor kesehatan.

Maka Budi menegaskan, solusinya harus fokus pada kesehatan dahulu. Hal itu membuat perputaran roda ekonomi berkurang sebab ada keharusan memberlakukan karantina wilayah atau lockdown.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement