Rabu 12 Aug 2020 04:50 WIB

Raja Thailand Digugat, PM: Mahasiswa Telalu Bertindak Jauh

Kelompok prodemokrasi Thailand mendorong reformasi Monarki.

Red: Teguh Firmansyah
Raja baru Thailand, Maha Vajiralongkorn.
Foto: Republika.co.id
Raja baru Thailand, Maha Vajiralongkorn.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha menyebut para mahasiswa pengunjuk rasa telah bertindak terlalu jauh dengan menuntut 10 poin reformasi monarki, yang dianggap sakral dalam budaya konservatif negara itu. Sementara, kata ia, kondisi masyarakat banyak dalam kesulitan.

"Ada banyak orang dalam kesulitan menunggu masalah mereka diperbaiki, bukan hanya anak muda. Jadi, apakah melakukan semua ini pantas? Ini benar-benar berjalan terlalu jauh," kata Prayuth, Selasa, tanpa mengomentari secara langsung tuntutan reformasi kerajaan.

Sekitar 3.000-4.000 pengunjuk rasa meneriakkan "hidup demokrasi" di Universitas Thammasat di pinggiran Bangkok pada Senin malam (10/8).

Pidato disampaikan para pengunjuk rasa yang menyerukan pengunduran diri Prayuth, yang pertama kali mengambil alih kekuasaan dalam kudeta 2014, dan mengakhiri dominasi militer dalam politik.