Selasa 11 Aug 2020 23:39 WIB

Kebakaran di Permukiman, KRL Stasiun Angke-Duri Terkendala

Listrik Aliran Atas (LAA) di Stasiun KRL Duri dipadamkan sementara.

Petugas pemadam kebakaran mencoba memadamkan api (ilustrasi)
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Petugas pemadam kebakaran mencoba memadamkan api (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Commuter Indonesia menyatakan kebakaran pada permukiman warga di dekat Stasiun Duri, Selasa malam pukul 19.30 WIB menyebabkan perjalanan KRL lintas Stasiun Angke-Duri terkendala.

"PT Kereta Commuter Indonesia memohon maaf atas terjadinya kendala perjalanan KRL pada lintas Stasiun Angke-Stasiun Duri, akibat kebakaran permukiman warga di dekat Stasiun Duri pada Selasa malam," ujar VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba dalam keterangan di Jakarta, Selasa (11/8).

Dia mengatakan untuk menjaga keselamatan dan keamanan perjalanan KRL dari kebakaran tersebut, Listrik Aliran Atas (LAA) di Stasiun Duri dipadamkan sementara sehingga perjalanan KRL di lintas tersebut tertahan.

Untuk mengantisipasi kendala operasional perjalanan KRL di lintas tersebut, PT KCI memberlakukan pola rekayasa operasi perjalanan KRL, di mana KA 1822 relasi Kampung Bandan-Bogor dan KA 1658 relasi Kampung Bandan-Manggarai perjalanannya dialihkan melalui Stasiun Jakarta Kota, Juanda, Manggarai hingga stasiun tujuan akhir.

Sementara KA 2304 relasi Duri-Tangerang masih belum dapat berangkat dari Stasiun Duri, dan KA 1818 relasi Jatinegara-Bogor masih tertahan di Stasiun Angke.

Para Pengguna jasa KRL Commuter Line juga diimbau untuk selalu mematuhi aturan dan arahan petugas di lapangan serta tetap untuk menjaga jarak aman di KRL maupun di area stasiun dengan tidak memaksakan diri untuk masuk apabila KRL telah penuh, memperhatikan keselamatan dan keamanan dan selalu berdiri di belakang garis aman peron.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement