Rabu 12 Aug 2020 04:57 WIB

Manuver Erdogan dan Ikhwanul Muslimin, Wujudkan Neo Ottoman?

Turki dan Ikhwanul Muslimin disebut bermanuver di kawasan.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Turki di bawah Presiden Erdogan dan Ikhwanul Muslimin disebut bermanuver di kawasan.Presiden Recep Tayyip Erdogan. (Foto file-Anadolu Agency)
Foto: Anadolu Agency
Turki di bawah Presiden Erdogan dan Ikhwanul Muslimin disebut bermanuver di kawasan.Presiden Recep Tayyip Erdogan. (Foto file-Anadolu Agency)

REPUBLIKA.CO.ID, Agenda tersembunyi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk menghidupkan kembali versi modern Kekaisaran Ottoman bukanlah rahasia, mengingat langkah-langkahnya baru-baru ini. Dunia telah menyaksikan Erdogan menggunakan berbagai cara agar obsesinya tersebut tercapai? 

Konversi Hagia Sophia yang sebelumnya merupakan gereja Bizantium menjadi masjid bulan lalu adalah langkah simbolis untuk menginspirasi kaum Islamis yang merindukan kekhalifahan baru. Media yang dikendalikan negara Erdogan sudah menyerukan negara adidaya pertama dunia Muslim. 

Menurut artikel yang ditulis Hany Ghoraba dan dipublikasikan The Algemeiner pada Senin (10/8). Kampanye militer Erdogan baru-baru ini di Timur Tengah terutama di Irak, Suriah, dan Libya, telah menjadi sumber ketidakstabilan dan kekacauan di seluruh Timur Tengah dan menyebabkan ribuan orang tewas. 

Negara-negara Arab dan Eropa mengutuk petualangan militer Turki, sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut intervensi Ankara di Libya sebagai 'kriminal'.