Rabu 12 Aug 2020 07:36 WIB

Ekonom: Dampak Subsidi Gaji terhadap Konsumsi tak Besar

Proses verifikasi yang lama membuat subsidi gaji tak signifikan dorong konsumsi.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Bantuan gaji pekerja
Foto: Tim infografis Republika
Bantuan gaji pekerja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, program subsidi gaji untuk peserta BPJS Ketenagakerjaan atau BPJamsostek akan sulit mendongkrak pemulihan ekonomi melalui konsumsi tahun ini. Proses verifikasi data membutuhkan waktu panjang, sehingga tidak cukup waktu untuk memberikan dampak besar ke perekonomian sampai akhir tahun.

Yusuf menuturkan, pemerintah memerlukan waktu untuk melakukan verifikasi penerima, paling cepat pada akhir bulan. Setelahnya, subsidi gaji baru bisa tersalurkan ke seluruh sasaran penerima subsidi pada awal September yang merupakan periode terakhir dari kuartal ketiga.

Dengan kondisi tersebut, pemerintah hanya memiliki waktu satu kuartal untuk mengembalikan konsumsi rumah tangga ke pertumbuhan positif, setelah mengalami kontraksi pada kuartal kedua. "Akselerasi konsumsi menjadi tidak secepat yang diharapkan," tutur Yusuf saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (11/8).

Secara teoritis, Yusuf mengatakan, penambahan uang yang dipegang oleh masyarakat, terutama bagi kelompok penghasilan menengah-kebawah dapat mendorong kecenderungan untuk konsumsi. Hanya saja, karena waktu yang terlalu mepet, dampak subsidi gaji terhadap kenaikan konsumsi memang tidak akan terlalu besar.