REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas gabungan bersama masyarakat Pulau Pari di Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, telah mengumpulkan sebanyak 280 kantong limbah tumpahan minyak mentah atau tarbal hingga Selasa (11/8) petang. "Belum selesai, akan dilanjutkan besok," kata Lurah Pulau Pari, Mahtum dihubungi di Jakarta.
Limbah itu dimasukkan ke kantong plastik dengan kapasitas isi sekitar lima kilogram per kantong. Pembersihan limbah itu dilakukan puluhan Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dari kelurahan bersama petugas Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan (PJLP) dari Suku Dinas Lingkungan Hidup dibantu masyarakat setempat.
Kurangnya jumlah tenaga dan kantong plastik turut memperlambat pembersihan limbah. Selain itu, di siang hari, saat terik matahari, limbah minyak akan mencair membuat proses pembersihan kurang efektif.
Mahtum mengatakan tumpahan minyak mentah tersebut mengotori sepanjang pesisir pantai bagian selatan Pulau Pari, dari sisi timur dermaga utama sampai ujung timur tepatnya di area wisata Pantai Bintang.
Limbah minyak itu kemungkinan besar juga berimbas di pulau-pulau terdekat seperti seperti Pulau Tikus karena masih banyak limbah berada di laut dan terbawa arus. Sekitar Agustus 2019, sebanyak tujuh pulau di Kepulauan Seribu tercemar akibat tumpahan minyak mentah dari pengeboran di Pantai Utara Jawa, Karawang, Jawa Barat.
Tujuh pulau itu, yakni Pulau Untung Jawa, Pulau Bidadari, Pulau Ayer, Pulau Rambut, Pulau Bokor, Pulau Damar dan Pulau Lancang.