Rabu 12 Aug 2020 12:02 WIB

Apa Penyebab Terjadinya Resesi?

Resesi terjadi karena penurunan aktivitas ekonomi dan hilangnya kepercayaan konsumen.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah warga berbelanja di Pasar Rusun Petamburan, Jakarta, Selasa (28/7). Resesi terjadi karena penurunan aktivitas ekonomi dan hilangnya kepercayaan konsumen.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Sejumlah warga berbelanja di Pasar Rusun Petamburan, Jakarta, Selasa (28/7). Resesi terjadi karena penurunan aktivitas ekonomi dan hilangnya kepercayaan konsumen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah negara seperti Singapura dan Filipina sudah menyatakan resesi setelah perekonomiannya terkontraksi dalam akibat pandemi Covid-19. Dilansir dari Business Insider, secara umum yang menyebabkan resesi terjadi yaitu ekspansi dan pertumbuhan ekonomi tidak dapat bertahan selamanya.

Penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan biasanya dipicu oleh sejumlah faktor kompleks dan saling berhubungan. Seperti guncangan ekonomi yang merupakan peristiwa tak terduga dan menyebabkan meluasnya gangguan dikarenakan sejumlah keadaan seperti bencana alam atau serangan teroris. Contoh terbaru yakni pandemi Covid-19 yang saat ini masih terjadi.

Baca Juga

Selanjutnya yakni kehilangan kepercayaan konsumen saat mengkhawatirkan keadaan ekonomi. Dalam kondisi tersebut, konsumen memperlambat pengeluaran dan menyimpan uang dalam bentuk apapun.

Terlebih, hampir dari 70 persen PDB bergantung pada belanja konsumen. Jika tingkat belanja konsumen terganggu maka seluruh perekonomian dapat melambat secara drastis.

Resesi juga dapat dipicu karena suku bunga tinggi. Suku bunga tinggi membuat pembelian rumah, mobil, dan lainnya mahal. Selain itu, banyak perusahaan akan mengurangi pengeluaran dan rencana pertumbuhan akan terganggu karena pembiayaan terlalu tinggi lalu pada akhirnya membuat perekonomian menyusut.

Selanjutnya yakni deflasi yang berarti harga produk dan aset turun karena penurunan permintaan yang besar. Ketika permintaan turun maka penjual mencoba menarik pembeli.

Masyarakat pada akhirnya banyak yang akan menunda pembelian, menunggu harga yang lebih rendah. Hal tersebut aktivitas ekonomi yang lambat dan jumlah pengangguran meningkat.

Dalam hal gelembung aset juga dapat mempengaruhi resesi. Sebab, harga barang-barang seperti saham teknologi dan real estate sebelum resesi hebat akan naik dengan cepat karena pembeli percaya bahwa harga akan terus meningkat.

Hanya saja, gelembung aset tersebut kemudian akan pecah. Banyak orang akan kehilangan apa yang dimiliki di atas kertas dan ketakutan muncul. Akibatnya, orang dan perusahaan menarik kembali pengeluaran lalu pada akhirnya memberi jalan pada resesi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement