Rabu 12 Aug 2020 12:06 WIB

AS Kejar Ketertinggalan Rudal Hipersonik

Moskow dan China telah melangkah jauh meninggalkan AS dalam teknologi rudal

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Rudal China DF-17. Moskow dan China telah melangkah jauh meninggalkan AS dalam teknologi rudal.
Foto: EPA
Rudal China DF-17. Moskow dan China telah melangkah jauh meninggalkan AS dalam teknologi rudal.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Moskow dan China telah melangkah jauh meninggalkan Amerika Serikat (AS) dalam teknologi senjata rudal. Pemerintah Presiden Donald Trump pun mengakui kondisi tersebut dan berusaha untuk mengejarnya.

Untuk bisa mengembangkan proyek rudal sekelas negara musuh, Pentagon telah meminta miliaran dolar untuk pengembangan senjata tersebut. "Saya memiliki keyakinan penuh bahwa kami akan menyusul dan kami berinvestasi dalam hipersonik," ujar Asisten Menteri Pertahanan untuk Strategi, Rencana, dan Kemampuan Vic Mercado dikutip dari CNN.

Baca Juga

Marcando mengatakan bahwa kemampuan Rusia dan China adalah faktor perencanaan utama untuk Pentagon. Namun upaya Washington masih tertinggal bertahun-tahun di belakang sistem persenjataan Moskow dan Beijing, dengan rudal AS kemungkinan belum bisa digunakan hingga 2023.

Saat ini, Pentagon sedang mengembangkan dua jenis rudal yaitu sistem luncur pendorong yang berasal dari rudal balistik tradisional dan rudal jelajah hipersonik. Kedua senjata itu dapat bekerja bersama satu sama lain.