Rabu 12 Aug 2020 14:45 WIB

Trump Sebut Pemimpin Korut Sudah Siap Berperang

Trump mengisyaratkan pemimpin Korut siap berperang dengan AS.

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
 Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengisyaratkan pemimpin Korut siap berperang dengan AS. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/Oliver Contreras
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengisyaratkan pemimpin Korut siap berperang dengan AS. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengisyaratkan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un sudah siap menggelar perang dengan AS sebelum keduanya menggelar diplomasi denuklirisasi Semenanjung Korea dua tahun yang lalu. Hal ini Trump sampaikan pada pembawa acara radio Hugh Hewitt.

Ia sedang berbicara mengenai China tapi tiba-tiba beralih membahas Iran dan Korut. Ia mengulang pernyataannya bahwa AS akan berperang melawan Korut bila ia tidak terpilih sebagai presiden.

Baca Juga

"Jutaan orang akan mati, Anda akan memiliki perang dengan Korea Utara, dia sudah mempersiapkan perang," kata Trump seperti dilansir dari kantor berita Korsel, Yonhap, Rabu (12/8).

Trump tidak menyebutkan siapa yang ia maksud tapi menegaskan ia berhasil menghindari AS dari perang. "Di mana perangnya? Anda tidak memiliki perang, Anda memiliki, seperti yang Anda tahu, hubungan yang baik," kata Trump.

Trump kerap mengaku memiliki hubungan dekat dengan Kim setelah menggelar pertemuan sebanyak tiga kali. Keduanya pertama kali bertemu di Singapura pada Juni 2018 lalu. Mereka sepakat untuk menyelesaikan proses denuklirisasi Semenanjung Korea. Tapi hingga kini negosiasi tersebut tidak menunjukkan kemajuan yang berarti.

"Ketika ia bertingkah, saya katakan 'Apa yang terjadi?' saya memiliki hubungan yang sangat baik," tambah Trump.

Tampaknya Trump menyinggung tentang uji coba rudal dan tindak provokasi yang kerap Korut lakukan sebagai salah satu cara untuk mendesak AS segera mencairkan kebuntuan proses negosiasi.

Trump juga ditanya apakah Jepang, Korsel, dan Taiwan harus mengembangkan senjata nuklir atau supersonik untuk mengimbangkan kapasitas rudal China. Terutama kini Negeri Tirai Bambu memiliki hubungan kuat dengan Iran.

"Saya tidak akan menyarankan apa pun, saya beritahu Anda, itu menyebabkan masalah besar dan titik perdebatan kami selama dua bulan ke depan," jawab Trump yang tampaknya menyinggung perundingan AS-China.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement