Rabu 12 Aug 2020 15:27 WIB

Muslimah AS Ilhan Omar Kalahkan Calon Didukung Pelobi Yahudi

Ilhan Omar akan melawan calon dari Partai Republik Lacy Johnson pada November nanti.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Anggota Kongres AS yang mewakili Minnesota, Ilhan Omar di Capitol Hill, Washington, 6 Maret 2019.
Foto: AP Photo/J. Scott Applewhite
Anggota Kongres AS yang mewakili Minnesota, Ilhan Omar di Capitol Hill, Washington, 6 Maret 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, MINNEAPOLIS -- Anggota Kongres Muslim-Amerika Ilhan Omar berhasil mengalahkan penantang utamanya Antone Melton- Meaux yang didukung kelompok pelobi Yahudi dalam pemilihan primer, Senin (1/8) lalu. Kini nama Omar aman untuk nominasi distrik Demokrat di Minnesota. Ia akan melawan kandidat dari Partai Republik Lacy Johnson pada pemilu November nanti.

Seperti dilansir the Hill mengutip AP, pada Selasa (12/8) malam waktu setempat, hasil menempatkan Omar pada jalur aman untuk mempertahankan masa jabatan kedua di House of Representative.

Baca Juga

Ini jelas merupakan kemunduran besar bagi kelompok pro-Israel yang telah mengumpulkan ratusan ribu dolar melalui Melton-Meaux untuk lawan Omar.

Dengan keunggulan 28 ribu suara, Omar diproyeksikan sebagai pemenang oleh New York Times kurang dari dua setengah jam setelah pemungutan suara ditutup. "Di Minnesota, kami tahu bahwa orang yang terorganisir akan selalu mengalahkan uang yang terorganisir," cicit anggota kongres Muslim itu di Twitter terverifikasinya dikutip Middle East Eye, Rabu.

"Malam ini, gerakan kami tidak hanya menang. Kami mendapatkan mandat untuk perubahan. Meski ada upaya dari luar untuk mengalahkan kami, kami sekali lagi memecahkan rekor jumlah pemilih," cicit Omar menambahkan.

Omar mengatakan, kemenangan itu bukan tentang dirinya, namun merupakan dorongan untuk ide-ide progresif yang ia perjuangkan selama dua tahun pertamanya di Kongres.

"Ini tentang melawan seorang Presiden yang berjanji untuk melarang seluruh kelompok orang dari negara ini hanya berdasarkan identitas Muslim mereka, menyebut negara asal kami 'negara-negara brengsek', dan mengancam akan mengirim kami kembali ke tempat kami berasal," tulis Omar yang mengacu pada Donald Trump.

"Ini tentang membela hak asasi manusia di seluruh dunia, dan melawan kompleks industri militer yang menentang pengakuan kemanusiaan dan martabat orang lain," ujarnya. Pesan ucapan selamat mengalir untuk Omar setelah hasilnya diumumkan.

Senator Bernie Sanders menyebut Omar sebagai pemimpin dengan keberanian luar biasa. Kemenangan Omar sepekan setelah rekannya sesama anggota Kongres Muslim Rashida Tlaib memenangkan pemilihan primernya di negara bagian Michigan.

Dalam perjalanannya di politik Amerika Serikat (AS), Omar menghadapi tuduhan antisemitisme di awal karir kongresnya setelah menyatakan bahwa dukungan untuk Israel di Washington didorong oleh sumbangan kampanye dari lobi seperti American Israel Public Affairs Committee (AIPAC).

Dia akhirnya meminta maaf atas komentar tersebut, tetapi tetap mempertahankan kritiknya terhadap peran uang dalam politik. Selama dua tahun terakhir, dia telah menjadi pembela hak asasi manusia Palestina di House. Tahun lalu, dia memperkenalkan undang-undang yang menegaskan hak konstitusional untuk memboikot dalam upaya melawan undang-undang anti-BDS. Baru-baru ini dia menandatangani surat yang berjanji untuk memberlakukan persyaratan pada bantuan AS ke Israel karena rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mencaplok bagian Tepi Barat.

Sementara itu Melton-Meaux, seorang pengacara mediasi yang tidak terkenal sebelum pemilihan, berhasil mengumpulkan lebih dari 4 juta dolar AS tambahan untuk uang. Salah satu suplai dana dari kelompok pelobi Yahudi.

Dua tahun lalu, Omar memenangkan pemilihan pendahuluan multi-kandidat dengan sekitar 65 ribu suara. Pada Selasa mlama ini, dia memiliki sekitar 91 ribu suara dengan surat suara yang absen masih dihitung. Omar, wanita Muslim kulit hitam berjilbab yang terkenal blak-blakan kerap menjadi sasaran serangan oleh Trump dan sekutu Partai Republik.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement