REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia kini berada di tengah ancaman resesi. Maka, pemerintah bekerja keras agar hal itu terjadi, salah satunya dengan menggerakkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
"Kita harapkan, prediksi-prediksi pada September dan Oktober kita akan masuk resesi ini, bisa terhindar karena kita mendorong UKM bergerak terus," ujar Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Victoria Br Simanungkalit dalam webinar yang digelar Shopee, Rabu (12/8). Ia menambahkan, sejumlah stimulus pun digelontorkan supaya UMKM bergerak.
Terkait masalah permodalan UMKM, lanjutnya, pemerintah memberikan stimulus berupa subsidi bunga, penundaan angsuran utang pokok, serta tambahan modal kerja. "Bahkan sekarang sedang digagas stimulus lainnya," ujar Victoria.
Kemenkop, kata dia, juga mendorong UMKM berpindah dari berjualan offline menjadi online. Ditargetkan, hingga akhir tahun ini sebanyak 2 juta UMKM bisa masuk ke ekosistem digital atau e-commerce.
"Kami mencatat dari Mei sampai bulan ini sudah 1,4 juta UMKM yang masuk digital. Maka kami yakin target bisa terlewati, karena sekarang baru Agustus, masih ada September, Oktober, Desember," tuturnya.
Menurut Victoria, digitalisasi UMKM sangat penting terutama di era pandemi ini. Sebab terdapat pembatasan sosial, sehingga orang menghindari kerumunan, mengurangi kontak fisik, dan lainnya. Maka solusi agar UMKM bisa pertahankan bisnisnya, yakni lewat digital.
Dirinya menuturkan, pandemi Covid-19 sangat berdampak ke UMKM. "Lebih dari 50 persen permintaan menurun dan distribusinya terhambat," ujar dia.
Kondisi tersebut, sambungnya, berbeda saat krisis 1998. Hal itu karena, waktu itu UMKM tetap memiliki peluang dari permintaan pasar global yang tinggi, sehingga ekspor UMKM pun meningkat tajam.