REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Dengan menggelontorkan dana transfer mencapai 60 juta euro, Real Madrid mendatangkan striker asal Serbia, Luka Jovic, pada awal musim ini. Namun, sepanjang musim 2019/2020, striker berusia 22 tahun itu hanya mampu menyumbang dua gol dari 27 penampilan di semua ajang.
Eks striker Eintracht Frankfurt itu mencetak gol saat Madrid membungkam Leganes, 5-1, akhir November lalu, dan kala Los Blancos membekuk Osasuna, 4-1, awal Februari tahun ini. Sebagai striker, yang bertugas mencetak gol, torehan dua gol Jovic ini tentu menjadi sinyal peringatan tersendiri. Terlebih, Madrid menebus Jovic dengan nilai transfer mencapai 60 juta euro atau mencapai lebih dari 1 triliun rupiah.
Apabila dibandingkan dengan nilai transfer yang digelontorkan Madrid, maka satu gol Jovic mencapai 30 juta euro atau sekitar 520 miliar rupiah. Dengan alasan inilah, Marca menyebut, Jovic sebagai investasi terburuk Madrid di sektor lini serang, setidaknya dalam satu dekade terakhir.
''Dengan kata lain, satu gol Jovic bernilai 30 juta euro. Tidak ada striker yang kesulitan mencetak gol, atau golnya menjadi begitu mahal pada musim debutnya membela Madrid,'' tulis laporan Marca, Selasa (12/8).
Pada awal musim 1999/2000, Presiden Real Madrid saat itu, Lorenzo Sanz, mendatangkan Nicolas Anelka. Penyerang asal Prancis itu tercatat hanya mampu mencetak dua gol pada musim debutnya bersama Los Blancos. Sejak saat itu, tidak ada striker yang memiliki catatan gol serendah itu selain Jovic saat melakoni musim debutnya di Real Madrid.
Bahkan, Mariano Diaz, yang direkrut kembali oleh Madrid dari Lyon pada awal musim 2018/2019 memiliki catatan gol lebih baik dibanding Jovic. Pada musim debutnya, Diaz menorehkan empat gol dari 19 laga di semua ajang. Dari segi perbandingan gol dan investasi yang dilakukan Madrid via gelontoran nilai transfer, Jovic berada di urutan teratas.
Di tempat kedua ada stiker asal Argentina, Gonzalo Higuian, yang mencetak dua gol dalam 23 laga awalnya buat Madrid. Dengan begitu, satu gol Higuain ditaksir bernilai enam juta euro. Namun, ada perbedaan mendasar antara Jovic dan Higuain. Higuain didatangkan pada pertengahan musim. Sehingga eks striker Napoli itu dinilai butuh waktu lebih lama untuk beradaptasi lantaran kompetisi telah berjalan.
Pun saat Klass Jan Huntelaar dan Emanuel Adebayor yang didatangkan pada bursa transfer musim dingin. Huntelaar direkrut 2009, sedangkan Adebayor didatangkan pada 2011. Kedua pemain tersebut sama-sama berhasil mencetak delapan gol pada musim debutnya memperkuat tim asal ibu kota Spanyol tersebut.
Di sisi lain, terlepas dari masa peminjaman Javier Hernandez, Ruud Van Nilsterooy menjadi striker dengan nilai perbandingan gol dan nilai tranfer tertinggi. Didatangkan dari Manchester United dengan banderol transfer 15 juta euro pada awal musim 2006/2007, Nistelrooy mampu mencetak 33 gol dari 47 penampilan di semua ajang pada musim debutnya bersama Los Blancos.
Kini, keputusan ada di tangan manajemen Madrid, apakah bakal melepas Jovic pada bursa transfer musim panas mendatang atau tetap mempertahankannya. Pelatih Madrid, Zinedine Zidane, sejauh ini masih menyimpan optimisme terkait peningkatan performa Jovic pada musim depan.
Sementara, apabila melepas Jovic, baik sebagai pinjaman atau secara permanen, maka Madrid harus bisa segera mencari penggantinya. Madrid tentu tidak bisa terus-menerus mengandalkan Karim Benzema yang menua sebagai penyelesai serangan Los Blancos.