REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak mengatakan ada beberapa "tanda menjanjikan" bahwa ekonomi negara itu sedang pulih dari rekor penurunannya selama langkah karantina wilayah terkait virus corona, yang diumumkan sebelumnya pada Rabu (12/8).
Sunak mengatakan pertumbuhan sebesar 8,7 persen dalam produk domestik bruto (PDB) Inggris pada Juni cukup menggembirakan. Bahkan, hal itu terjadi saat data resmi menunjukkan ekonomi berkontraksi sebesar 20,4 persen pada kuartal kedua secara keseluruhan.
Sunak mengatakan kepada media bahwa terlalu banyak ketidakpastian untuk mengetahui apakah Inggris akan mengalami pemulihan ekonomi yang cepat dengan kurva berbentuk huruf V.
"Yang kita tahu ada tanda-tanda pemulihan yang menjanjikan. Masih ada pekerjaan yang harus dilakukan dan bahkan saat ekonomi kita pulih, masih banyak orang yang akan kehilangan pekerjaan atau telah kehilangan pekerjaan mereka, dan kita perlu memastikan bahwa kita terus-menerus fokus untuk memberikan peluang baru bagi orang-orang itu," katanya.
Sunak menegaskan kembali penentangannya untuk memperpanjang skema retensi subsidi besar untuk pekerjaan oleh pemerintah yang akan berakhir pada akhir Oktober. Para ekonom memperkirakan kenaikan tajam pengangguran di Inggris karena subsidi pekerjaan yang didanai negara berakhir. Sunak juga mengatakan dia berharap dapat melihat lebih banyak orang kembali ke tempat kerja mereka dalam beberapa minggu mendatang setelah pemerintah baru-baru ini mengubah pedomannya.
Mengenai proses pemisahan Inggris dari Uni Eropa (Brexit), dia mengatakan ada kemajuan yang baik di beberapa bidang negosiasi untuk kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa, tetapi ada kesenjangan pada "beberapa hal besar". Dia mengatakan meminta Belgia untuk perpanjangan masa transisi (Brexit) tanpa perubahan bagi Inggris, yang akan berakhir pada 31 Desember, bukanlah hal yang benar untuk dilakukan dan pemerintah Inggris harus bersiap untuk semua kemungkinan.