Rabu 12 Aug 2020 19:36 WIB

Taman Safari Prigen Perkenalkan Bayi Gajah Sumatera

Berat lahir anak gajah tersebut seberat 80 kilogram dengan tinggi 85 sentimeter.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
anak gajah sumatra (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Rony Muharrman
anak gajah sumatra (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  PASURUAN -- Taman Safari Prigen, Pasuruan memperkenalkan bayi Gajah Sumatera pada perayaan Hari Gajah Sedunia (World Elephant Day) yang biasa diperingati setiap 12 Agustus. Gajah berjenis kelamin betina tersebut lahir pada 14 Juli 2020. General Manager Taman Safari Prigen, Diaz Yonadie mengatakan, kelahiran satwa endemik Indonesia ini merupakan kado istimewa menyambut World Elephant Day.

“Lahir dari indukan betina bernama Sisca dan induk jantan bernama Wahid. Bayi gajah ini masih belum diberi nama seperti satwa-satwa lainnya. Sehingga apabila ada yang memberikan usulan nama, kami persilakan,” kata Diaz melalui siaran persnya, Rabu (12/8).

Baca Juga

Dokter Hewan Taman Safari Prigen, drh Nanang Tedjo Laksono mengatakan proses kelahirannya ditangani secara langsung oleh tim medis maupun keeper (perawat satwa). Berat lahir anak gajah tersebut seberat 80 kilogram dengan tinggi 85 sentimeter.

"Dari pemantauan sejak lahir, kondisi bayi dalam keadaan sehat dan dalam pengasuhan induknya. Pemberian vitamin kami berikan melalui induknya,” ujar Nanang.

Saat ini, bayi Gajah Sumatera tersebut masih dalam perawatan induknya yaitu Sisca. Tentu dengan dibantu oleh keeper, tim medis dan dokter hewan. Setiap hari, bayi Gajah menyusu langsung ke induknya hingga nanti berusia empat tahun. Sejak lahir hingga usia 8 bulan, si bayi gajah sedang dalam proses belajar untuk makan.

“Masa kebuntingan Gajah Sumatera antara 18 bulan sampai 24 bulan. Gajah betina bisa dikatakan dewasa saat berusia 10 tahun sampai 12 tahun, sedangkan gajah jantan berusia 17 tahun. Jumlah keseluruhan gajah di Taman Safari Prigen saat ini menjadi 20 ekor,” ujar Nanang.

Nanang mengatakan, International Union for Conservation of Nature (IUCN) telah menaikkan ‘kelas’ gajah Sumatera sebagai spesies yang kritis atau critically endangered, setelah sebelumnya spesies ini masuk dalam kelas endangered atau terancam. Total keseluruhan gajah Sumatera di bawah naungan Lembaga Konservasi ada 480 ekor.

"Sedangkan populasi Gajah Sumatera liar sekitar kurang lebih ada 2.000 ekor,” kata Nanang yang juga pemegang studbook keeper (pencatatan satwa) Gajah Sumatera di Indonesia.

Pada peringatan World Elephant Day, Taman Safari Prigen mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut serta mendukung pelestarian Gajah Sumatera di Indonesia, melalui kampanye #timetosafari. Ini merupakan ajakan kepada masyarakat untuk mengunjungi Taman Safari Prigen dan mendukung program konservasi satwa.

 

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَۗ قُلْ فَمَنْ يَّمْلِكُ مِنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا اِنْ اَرَادَ اَنْ يُّهْلِكَ الْمَسِيْحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَاُمَّهٗ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا ۗوَلِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۗ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Sungguh, telah kafir orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih putra Maryam.” Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al-Masih putra Maryam beserta ibunya dan seluruh (manusia) yang berada di bumi?” Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. Dia menciptakan apa yang Dia Kehendaki. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

(QS. Al-Ma'idah ayat 17)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement