Rabu 12 Aug 2020 19:59 WIB

Eijkman: Tak Bisa Sembarangan Bicara Target Produksi Vaksin

Vaksin Covid-19 saat ini tengah diuji klinis dan siap diproduksi oleh Bio Farma.

Rep: Rizkyan Adiyudha, Dessy Suciati Saputri/ Red: Andri Saubani
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). Vaksin COVID-19 buatan Indonesia yang diberi nama vaksin Merah Putih tersebut ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2021.
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). Vaksin COVID-19 buatan Indonesia yang diberi nama vaksin Merah Putih tersebut ditargetkan selesai pada pertengahan tahun 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Lembaga Biomolekuler Eijkman Institute, Amin Soebandrio menilai target produksi 250 juta vaksin Covid-19 pada akhir 2020 yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum tentu bisa tercapai. Menurutnya, pemenuhan target tersebut sangat bergantung pada kesiapan industri atau pabrik.

"Realistis atau tidak ya tentu tergantung dari kesiapan industri atau pabrik bisa atau tidak, tapi tentu tidak bisa sembarangan menyatakan seperti itu," kata Amin Soebandrio di Jakarta, Rabu (12/8).

Baca Juga

Meskipun, dia berharap target tersebut benar-benar dapat dipenuhi PT Bio Farma sebagai produsen vaksin. Dia mengatakan, ketersediaan vaksin akan membantu pemulihan masyarakat Indonesia dari penyebaran virus SARS-CoV-2 alias Covid-19.

Amin memprediksi, Indonesia setidaknya membutuhkan paling sedikit 350 juta dosis vaksin hingga akhir 2020. Dia mengatakan, angka itu dihitung berdasarkan 70 persen dari total seluruh penduduk Indonesia atau sekitar 175 juta orang dengan dua kali dosis vaksinasi.