Kamis 13 Aug 2020 00:05 WIB

Habib Lutfhi: Relakah Bangsa ini Terpecah Belah? 

Seluruh lapisan masyarakat diharuskan untuk menjaga keutuhan dan kehormatan bangsa.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Silaturahmi Kebhinekaan di Kabupaten Indramayu, Rabu (12/8).
Foto: Dok. Diskominfo Kabupaten Indrmayu.
Silaturahmi Kebhinekaan di Kabupaten Indramayu, Rabu (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Indonesia memiliki kebhinekaan dan sejarah panjang dalam pencapaian kemerdekannya. Untuk itu, seluruh lapisan masyarakat diharuskan untuk menjaga keutuhan dan kehormatan bangsa.

Hal itu disampaikan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Habib Lutfhi bin Ali bin Yahya, saat acara Silaturahmi Kebhinekaan di Kabupaten Indramayu, Rabu (12/8).

photo
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Habib Lutfhi bin Ali bin Yahya, saat acara Silaturahmi Kebhinekaan di Kabupaten Indramayu, Rabu (12/8). - (Dok. Diskominfo Kabupaten Indramayu)

Habib Lutfhi mengatakan, generasi saat ini tidak mengalami langsung perjuangan yang dilakukan para pejuang dan tokoh bangsa dalam mencapai kemerdekaan. Sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih, maka generasi saat ini sudah seharusnya menjaga keutuhan NKRI dan memperkokoh persatuan bangsa yang bhineka.

"Relakah bangsa ini terpecah belah? Tentu tidak," tegas Habib Lutfhi.

Habib Lutfhi pun prihatin, anak-anak saat ini banyak yang tidak memahami sejarah tegaknya Merah Putih. Termasuk pula kandungan yang ada dalam Merah Putih.

"Ada tiga hal dalam Merah Putih. Yaitu, kehormatan bangsa, harga diri bangsa dan jati diri bangsa. Harus kita jaga," ucap Habib Lutfhi.

Habib Luthfi pun mengingatkan, tentang kebhinekaan yang selama ini menjadi ciri dan karakter masyarakat Indonesia. Namun, kebhinekaan itu dibingkai oleh toleransi yang akhirnya memunculkan perdamaian dan kerukunan.

"Bangsa Indonesia adalah masyarakat majemuk yang cinta damai. Mari kita pelihara kebhinekaan ini sebagai modal dasar pembangunan," tukas Habib Lutfhi.

Pelaksanaan "Silaturahmi Kebhinekaan" di Kabupaten Indramayu itu merupakan yang pertama di Jawa Barat. Kegiatan dipusatkan di tiga tempat, yakni Masjid Islamic Center Syekh Abdul Manan, kegiatan juga dilaksanakan di Vihara Dharma Rahayu, serta Gereja Santo Mikail Indramayu.

Kegiatan itu juga dihadiri Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, Kapolda Jabar, Irjen Rudy Sufahriadi, Pangdam III/Siliwangi, Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto, Plt Bupati Indramayu, Taufik Hidayat dan Bupati Cirebon, Imron.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menegaskan, pihaknya bertekad untuk menjadikan Jawa Barat sebagai provinsi yang penuh toleransi dan menjadi rumah dari keberagaman. Kegiatan Silaturahmi Kebhinekaan ini akan terus digelar di berbagai kabupaten/kota lainnya di Jawa Barat.

"Jika Indonesia ingin lestari, mari jaga Pancasila, jaga NKRI, dan jaga kebhinekaan. Perbanyak dialog, perbannyak mencari persamaan untuk pengikat persatuan ketimbang mencari perbedaan untuk dipertengkarkan," tegas gubernur yang akrab disapa Emil itu.

Sementara itu, Plt Bupati Indramayu, Taufik Hidayat mengatakan, toleransi bagi masyarakat Indramayu merupakan budaya yang telah tumbuh lama. Kerukunan dan keamanan pun menjadi komitmen semua pihak.

"Sudah sepatutnya keberagaman harus dibanggakan dan dirayakan, bukan dijadikan dasar untuk memecah belah dengan memunculkan kebencian dan kebohongan demi kepentingan suatu pihak," tandas Taufik.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement