REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas gabungan bersama masyarakat Pulau Pari berhasil mengumpulkan sebanyak 380 karung limbah tumpahan minyak mentah atau tarbal hingga Rabu (12/8) petang. "Limbah itu dimasukkan ke dalam kantong plastik dengan berat berkisar 10 hingga 15 kilogram," kata Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kepulauan Seribu, Djoko Rianto Budi Hartono di Jakarta.
Selain di Pulau Pari kata Djoko, tumpahan minyak mentah juga ada di Pulau Tidung dan Pulau Untung Jawa. Namun jumlahnya sedikit.
Pembersihan limbah itu dilakukan puluhan Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dari kelurahan bersama petugas Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan (PJLP) dari Suku Dinas Lingkungan Hidup dibantu masyarakat setempat dan petugas dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Djoko menyatakan Sudin LH dan PHE sudah mengambil sampel minyak mentah untuk dicek di laboratorium.
"Sumber minyak mentah belum bisa dipastikan. Namun, kalau dilihat dari tekstur bahannya itu hasil endapan, yang karena arus laut sehingga muncul lagi di permukaan air laut," ujar Djoko.
Sementara itu VP Relations PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Ifki Sukarya menyatakan PHE Offshore Southeast Sumatra (OSES) turut membantu membersihkan pantai dengan mengerahkan 10 orang tenaga kerja. Pembersihan terbagi dalam tiga wilayah baik bagian tengah, barat, dan timur serta diperkirakan akan selesai sekitar tiga hari dengan melakukan penyisiran Pulau Pari dan Pulau Lancang. Peran serta PHE OSES dalam pengecekan dan pembersihan pantai dari ceceran minyak sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. "Yang utama, kami bantu melakukan pembersihan terlebih dahulu agar pantai kembali bersih," kata Ifki.