REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manchester City, Barcelona, Lyon, Paris Saint-Germain (PSG), RB Leipzig, Atletico Madrid, Bayern Muenchen, dan Atalanta berhasil mencapai delapan besar Liga Champions musim 2019/2020. Semua orang bertaruh tentang siapa yang akan mengangkat trofi yang sangat penting pada 23 Agustus nanti.
Salah satu tim yang paling jarang disebutkan dalam pertarungan adalah Atalanta. Debutan Liga Champions telah menikmati perjalanan rollercoaster pamungkas di kompetisi terbesar Eropa, dan Atalanta belum terlalu tertarik untuk merasa puas. Sesaat lagi, La Dea akan menghadapi PSG di Stadion Da Luz, Lisbon, Portugal Kamis (13/8) dini hari WIB.
Dari kehilangan tiga pertandingan penyisihan grup pembuka, untuk lolos ke babak sistem gugur, dan kemudian menyingkirkan Valencia untuk mencapai perempat final, itu bukan mental yang buruk bagi skuat Atalanta.
Di kompetisi Serie A Italia, La Dea mengakhiri kampanye sebagai pencetak gol terbanyak Serie A dengan 98 gol, mencetak tujuh gol dalam satu pertandingan pada tiga kesempatan terpisah. Pendekatan tanpa menyerah pada pertandingan telah membuat Atalanta menerangi sepak bola Eropa, dan dengan trisula menyerang Josip Ilicic, Alejandro Gomez, dan Duvan Zapata, segalanya mungkin terjadi.
Dilansir 90min, Rabu (12/8), tugas Atalanta akan menjadi sedikit lebih berat dengan absennya Ilicic dari sisa turnamen, tetapi Gianpiero Gasperini akan memiliki banyak pemain yang mengantre untuk mempengaruhi permainan dengan cara sendiri yang unik.
Label sensasional Atalanta yang tanpa henti, sepak bola menyerang berasal dari pelatih revolusioner, dan pencarian kesempurnaan yang konsisten serta tak berujung telah membuat La Dea menjadi tim yang menerapkan hasil latihan terbaik.
Atalanta mampu menjalankan permainan luar biasa dengan begitu mudah dan naluri alami, sehingga lawan tidak bisa hidup dengan gerakan yang mengalir. Sistem pengerumunan La Dea membuatnya selalu mencekik dan menahan musuh seakan tak bernyawa.