REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT - Pelabuhan Beirut pada Rabu kembali melanjutkan aktivitas bongkar muat untuk mengamankan barang di pasar lokal Lebanon. Langkah itu dilakukan seminggu setelah ledakan besar di pelabuhan pada Selasa lalu yang menyebabkan sedikitnya 171 orang tewas.
"Sebanyak 12 crane dari 16 yang ada di pelabuhan Beirut telah mulai beroperasi," kata juru bicara Menteri Ekonomi Raoul Nehme di Twitter.
Menurut Menkeu Lebanon, saat ini pelabuhan tersebut sudah mulai beroperasi untuk menurunkan peti kemas dari kapal barang. "Stok tepung dari pabrik di Lebanon adalah 32.000 ton, ditambah 110.000 ton yang akan tiba dalam dua minggu," kata Nehme menegaskan bahwa jumlah tersebut cukup untuk empat bulan.
Ledakan dahsyat itu mengguncang ibu kota Lebanon dan sekitarnya setelah 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di gudang terbakar. Ledakan itu meratakan gedung-gedung di dekatnya, dan menyebabkan kerusakan material yang luas di Beirut, menyebabkan ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal.
Insiden itu terjadi pada saat Lebanon menghadapi krisis keuangan yang parah, bersama dengan pandemi virus korona.