Kamis 13 Aug 2020 16:13 WIB

Studi Baru Ungkap Cara Galaksi Terkecil Hasilkan Bintang

Galaksi kecil biasanya tidak menampung bintang sebanyak galaksi yang lebih besar.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Galaksi (ilustrasi).
Foto: Science Alert
Galaksi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para astronom akhirnya memilliki penjelasan tentang bagaimana beberapa galaksi terkecil di kosmos dapat menciptakan bintang baru. Galaksi kecil biasanya tidak menampung bintang sebanyak galaksi yang lebih besar seperti Bima Sakti.

Namun, galaksi kecil tersebut juga bukan berarti dalam kategori ringan, karena beberapa memiliki populasi bintang yang terlalu besar. Sebuah studi baru yang diterbitkan pada Rabu (12/8) di Monthly Notices of the Royal Astronomical Society menunjukkan beberapa galaksi terkecil di alam semesta dapat melanjutkan produksi bintang setelah miliaran tahun dormansi.

Baca Juga

“Diperkirakan galaksi kecil ini berhenti membentuk bintang sekitar 12 miliar tahun lalu. Studi kami menunjukkan bahwa ini bisa menjadi jeda sementara,” ujar pemimpin studi, Martin Rey yang merupakan astrofisikawan di Universitas Lund di Swedia, dalam rilis berita, dilansir UPI, Kamis (13/8).

Model komputer resolusi tinggi baru menyarankan pemanasan dan ionisasi yang dipicu oleh energi bintang baru lahir menghentikan produksi bintang di dalam galaksi dwarf. Simulasi juga menunjukkan bahwa pembentukan bintang dapat dilanjutkan setelah jeda yang lama.

"Simulasi kami menunjukkan bahwa galaksi katai mampu mengakumulasi bahan bakar dalam bentuk gas, yang akhirnya mengembun dan melahirkan bintang. Ini menjelaskan pembentukan bintang yang diamati di galaksi katai samar yang ada, yang telah lama membingungkan para astronom,” jelas Rey.

Penelitian baru memakan waktu dan energi, dengan setiap simulasi berjalan pada 40 laptop hingga dua bulan. Upaya pemodelan menunjukkan bahwa meski sebagian besar galaksi dwarf tetap tidak aktif secara permanen, beberapa diantaranya mampu mengakumulasi massa yang cukup untuk menyalakan kembali pembentukan bintang.

Rey mengungkapkan bahwa dengan memperdalam pemahaman tentang subjek itu, para peneliti memperoleh wawasan baru ke dalam pemodelan proses astrofisika seperti ledakan bintang, serta pemanasan dan pendinginan gas kosmik. Selain itu, proyek lebih lanjut saat ini  sedang dilakukan untuk memprediksi berapa banyak bintang dwarf yang ada di alam semesta.

“Ini sedang dilakukan untuk memprediksi berapa banyak bintang kerdil pembentuk bintang yang ada di alam semesta kita, dan dapat ditemukan oleh teleskop astronomi," kata Rey.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement