REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON — Penemuan adanya empat anggota keluarga yang terinfeksi virus corona jenis baru (Covid-19) di Auckland, Selandia Baru beberapa hari lalu telah mengejutkan negara tersebut yang dalam tiga bulan terakhir tidak mencatat penambahan kasus penyakit. Hal ini juga menimbulkan kritik terhadap pemerintah yang dianggap tidak siaga dalam menangani krisis.
Pada Kamis (13/8) Selandia Baru mengumumkan ada 13 kasus Covid-19 terbaru yang ditemukan di komunitas. Dengan demikian, jumlah total kasus aktif di negara itu adalah 36.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern dengan cepat memberlakukan kembali aturan pembatasan yang ketat di Auckland, termasuk menerapkan jarak sosial di seluruh negeri. Ia menggemakan langkah seperti tanggapan awalnya terhadap pandemi Covid-19 yang telah dipuji karena dinilai efektif.
Namun keraguan atas asal muasal kasus Covid-19 terbaru di Negeri Kiwi tersebut telah menimbulkan beberapa pertanyaan tentang strategi Ardern. Pihak berwenang dalam laporan terkini mengatakan ada tiga orang yang bekerja di fasilitas penyimpanan produk beku, di mana menjadi tempat salah satu anggota keluarga yang terinfeksi virus bekerja juga positif.
Direktur Jenderal Kesehatan Selandia Baru Ashley Bloomfield mengatakan para pejabat kesehatan semakin dekat setiap jam untuk menemukan pasien Covid-19 terbaru. Ia mengungkapkan ada kemungkinan virus itu telah tiba di Selandia Baru melalui pengiriman. Ini mengingat salah satu anggota keluarga yang terinfeksi virus Covid-19 bekerja di toko fasilitas penyimpanan yang mengambil barang-barang beku impor dari luar negeri.
"Kami bekerja keras untuk melakukan pelacakan kontak yang perlu kami lakukan dan melacak kembali untuk mengetahui apa sumber infeksi ini," ujar Bloomfield kepada radio Newstalk ZB dilansir The Telegraph, Kamis (13/8).
Meski demikian, Bloomfield juga mengatakan bahwa penularan melalui pengiriman produk beku bisa dianggap kemungkinan kecil. Namun, ia tidak merinci sumber potensial lainnya.
Beberapa ahli kesehatan lokal terkemuka menyarankan kemungkinan besar virus itu telah menyebar diam-diam di Auckland selama berminggu-minggu dan berpotensi menginfeksi puluhan orang. Ardern mengatakan kemungkinan klaster virus corona jenis baru di negara itu tumbuh lebih jauh sebelum akhirnya melambat.
"Seperti yang kita semua pelajari dari pengalaman pertama dengan Covid-19, begitu Anda mengidentifikasi sebuah klaster, ini akan tumbuh sebelum melambat. Kita harus mengharapkan itu terjadi di sini," jelas Ardern.
Auckland adalah rumah bagi sekitar 1,7 juta orang. Kota itu hanya diberi waktu beberapa jam untuk mempersiapkan aturan pembatasan level 3 yang kembali berlaku pada Rabu (12/8). Pembatasan tersebut mengharuskan seluruh warga untuk tinggal di rumah masing-masing kecuali untuk perjalanan penting seperti membeli kebutuhan makanan, obat, dan mencari perawatan medis.