REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PANJANG -- Pelajar tingkat SMP di Kota Padang Panjang hari ini, Kamis (13/8) kembali mengikuti belajar tatap muka di sekolah. Ada kerinduan yang terobati dari siswa dan guru datang ke sekolah setelah 5 bulan lebih belajar dari rumah dengan pola dalam jaringan (daring) atau luar jaringan (luring).
Seperti kata Kepala Sekolah SMP N 1 Padang Panjang Rita Yanti, para guru juga rindu bertemu dengan siswa dan rekan-rekan di sekolah.
“Tidak hanya siswa yang merindukan sekolah. Kami juga para guru sangat rindu dengan anak-anak kami,” ucap Rita kepada Republika, Kamis.
Walau rindu akan sekolah terobati, tetap saja terselip kekhawatiran di hati sebagian siswa untuk datang ke sekolah. Salah seorang murid SMP 1 Padang Panjang, Rafi mengatakan ada rasa khawatir tertular Covid-19 karena sekolah sudah buka kembali dengan tatap muka.
“Ada rasa khawatir juga. Orang tua juga sempat khawatir. Tapi bagaimana lagi. Sudah terlalu lama belajar di rumah ada rasa bosan dan belajar sendiri di rumah juga sulit,” ucap Rafi.
Rafi datang ke sekolah diantar dan jemput oleh orang tuanya dengan sepeda motor. Ia juga dibuatkan bekal makanan oleh orang tua supaya tidak jajan lagi di lingkungan sekolah. Kemudian ia juga membawa masker cadangan untuk antisipasi maskernya kotor.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Ratu siswi SMP 6 Padang Panjang. Hati kecil Ratu untuk datang ke sekolah sangat bahagia karena dapat bersua lagi dengan teman-teman. Tetapi, tetap saja ada perasaan risau datang ke sekolah.
“Agak takut juga. Takutnya ada yang positif kan kita enggak tahu,” ucap Ratu.
Padang Panjang hari ini sudah membuka kembali sekolah tatap muka langsung untuk tingakt SMP sederajat. Padang Panjang diperbolehkan membuka lagi sekolah tatap muka karena berstatus zona kuning.
Tetapi bertepatan dengan hari sekolah dibuka kembali, hari ini ada tambahan dua kasus positif Covid-19 di Padang Panjang. Sebelumnya 32 kasus positif di Padang Panjang sudah sembuh.