Kamis 13 Aug 2020 16:51 WIB

Wamenhan: Singkong Bisa Timbulkan Efek Gentar Bagi Indonesia

Ketahanan pangan yang kuat bisa menimbulkan efek gentar bagi suatu negara.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ratna Puspita
Wakil Menteri Pertahanan Wahyu Sakti Trenggono
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Wakil Menteri Pertahanan Wahyu Sakti Trenggono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pertahanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengatakan, ketahanan pangan yang kuat bisa menimbulkan efek gentar bagi suatu negara secara geostrategis. Indonesia, kata dia, akan menuju ke arah tersebut salah satunya dengan menyiapkan singkong sebagai cadangan pangan.

"Negara yang memiliki ketahanan pangan kuat akan disegani secara global karena mampu berdikari memenuhi konsumsi masyarakatnya. Kita akan mengarah kesana salah satunya dengan menyiapkan cadangan pangan melalui komoditi strategis salah satunya singkong," ujar Trenggono dalam keterangannya, Kamis (13/8).

Baca Juga

Trenggono menyebutkan, berbagai sektor dalam kehidupan bisa terdampak jika singkong dikembangkan sebagai salah satu cadangan pangan strategis. Di sektor pangan dan kesehatan misalnya, di mana terjadi penambahan waktu tenggat cadangan pangan strategis selama 120 hari atau setara dengan 10 juta ton pati atau karbohidrat per tahun.

Kemudian, itu juga dapat berdampak pada bidang ekonomi dan sosial, di mana terjadi peningkatan cadangan devisa negara melalui pengurangan impor sebesar Rp 26 triliun. Penyediaan lapangan kerja untuk 76 ribuan orang sebagai Komponen Cadangan (Komcad).

Dampak bagi perkembangan ilmu dan teknologi juga ada, di mana persentase muatan lokal dari teknologi yang digunakan meningkat. Peningkatan produktivitas pati melalui bioteknologi tanaman singkong. 

Penggunaan pati singkong atau tapioka sebagai sumber bahan kimia dan mineral meningkat. Pengembangan konsep biorefinery yang tepat untuk setiap proses.

Terakhir, dapat pula dampak terhadap lingkungan baik lingkungan fisik-kimia, biologi, sosial dan ekonomi masyarakat. Menurut Trenggono, semua dampak positif itu bisa diraih jika Indonesia mampu memproduksi sekitar 40 juta ton singkong setiap tahun.

"Nilai produksi itu akan setara dengan 10 juta karbohidrat yang senilai Rp 62 triliun. Belum lagi dihitung nilai produk turunannya. Makanya tadi saya bilang jika kita kembangkan cadangan pangan startegis ini akan menimbulkan efek gentar secara geostrategis bagi negara," kata dia. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement