REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar saham domestik mulai bergairah kembali dalam tiga bulan terakhir. Pertumbuhan investor ritel disebut menjadi salah satu penopang menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Direktur Utama Danareksa Sekuritas, Friderica Widyasari mengatakan kebijakan work from home (WFH) untuk menekan penyebaran Covid-19, telah berdampak positif terhadap aktivitas perdagangan pasar modal. WFH mendorong investor ritel untuk meningkagkan aktivitas perdagangan.
Menurut Friderica, keberadaan investor ritel mampu menekan penurunan IHSG ketika investor asing keluar dari pasar saham. "Saham banyak didominasi asing. Saat terjadi krisis, investor ritel lokal ini yang akan menjadi pendorong market kita," tutur Friderica, Kamis (13/8).
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengatakan jumlah investor pasar modal hingga Juli 2020 telah mencapai 3 juta investor. Angka tersebut naik 22 persen dibandingkan 2019 yang hanya sebanyak 2,4 juta investor.
Meningktnya jumlah investor ini diringi dengan kenaikan transaksi harian yang cukup signifikan. "Investor aktif harian mencapai 112 ribu per hari dengan rerata nilai transaksi harian mencapai Rp7,7 triliun," kata Inarno.
Inarno menjelaskan, penurunan indeks tahun ini pada dasarnya sudah mulai tejadi sebelum pengumuman pandemi Covid-19 di Indonesia. Sejak Januari-Februari 2020, IHSG sudah terkoreksi sebesar 13,2 persen.
Setelah pemerintah mengumumkan kasus Covid-19, IHSG semakin jatuh hingga ke posisi terendah di level 3.900. Namun dalam tiga bulan terakhir, IHSG kembali bergerak menuju trend positif dan telah mencapai level di atas 5.000.