REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para astronom melihat sejarah alam semesta dengan menggunakan lensa gravitasi. Dilansir Inverse, para astronom melihat alam semesta awal dan mengamati galaksi yang jauh pada tahap awal pembentukan.
Salah satu yang mengejutkan mereka adalah fakta bahwa galaksi itu tampak sangat mirip dengan yang ada sekarang. Galaksi itu tidak terlihat berantakan seperti yang dibayangkan sebelumnya.
Penemuan dirinci dalam studi yang diterbitkan pada Rabu (12/8) di jurnal Nature. Tim peneliti menggunakan Array Atacama Large Millimeter atau submillimeter dari Observatorium Luar Angkasa Eropa untuk mengamati galaksi, yang mereka sebut sebagai SPT0418-47.
SPT0418-47 terletak sekitar 12 miliar tahun cahaya, yang setara dengan jarak perjalanan cahaya dalam satu tahun. Dengan berhitungan ini, galaksi itu ada pada saat alam semesta baru berusia 1,8 miliar tahun. Para astronom menyepakati bahwa usia alam semesta saat ini adalah sekitar 13,8 miliar tahun.
Melihat ke masa lalu, studi mengandalkan metode yang disebut sebagai pelensaan gravitasi. Ini terjadi ketika sejumlah besar materi menciptakan medan gravitasi yang memperbesar cahaya dari galaksi jauh dan pada dasarnya seperti melihat melalui kaca pembesar raksasa.
Mengamati galaksi jauh di alam semesta awal sangat penting untuk memahami bagaimana galaksi terbentuk dan berevolusi seiring waktu. Dengan melihat melalui lensa gravitasi, para astronom melakukan perjalanan kembali ke masa ketika galaksi-galaksi ini baru mulai terbentuk di kosmos muda.
Sebelumnya, para astronom percaya bahwa galaksi muda seperti SPT0418-47 akan menjadi tempat yang ekstrem, dengan tingkat pembentukan bintang yang tinggi dan material yang berputar-putar seperti gas dan debu. Sederhananya, itu adalah kondisi kekacauan galaksi. Kemudian, mereka memperkirakan bayi galaksi kekurangan struktur seperti yang dimiliki galaksi-galaksi lain yang lebih dewasa.
Namun yang mengejutkan, SPT0418-47 sangat mirip dengan galaksi saat ini. Meskipun galaksi muda dan jauh tidak memiliki lengan spiral khas Bima Sakti, ternyata ini memiliki cakram yang berputar dan tonjolan, seperti sekelompok besar bintang yang berkumpul di sekitar pusat galaksi.
“Hasil ini mewakili terobosan di bidang pembentukan galaksi, yang menunjukkan bahwa struktur yang kami amati di galaksi spiral terdekat dan di Bima Sakti sudah ada 12 miliar tahun lalu,” ujar penulis utama studi, Francesca Rizzo dari Max Planck Institute for Astrophysics di Jerman.
Penemuan ini menunjukkan bahwa alam semesta awal mungkin tidak berantakan seperti yang diyakini para ilmuwan. Sebaliknya, galaksi yang terstruktur dengan baik mungkin telah terbentuk jauh lebih cepat di alam semesta daripada yang diperkirakan para astronom.
“Apa yang kami temukan cukup membingungkan, meski membentuk bintang dengan kecepatan tinggi dan karena itu menjadi tempat proses yang sangat energik, SPT0418-47 adalah cakram galaksi paling teratur yang pernah diamati di alam semesta awal,” jelas rekan penulis studi, Simona Vegetti, dari Max Planck Institute untuk Astrofisika.
Vegetti mengatakan hasil tersebut sangat tidak terduga dan memiliki implikasi penting bagi cara peneliti berpikir tentang galaksi berevolusi. Selanjutnya, tim astronom berencana melakukan pengamatan lebih lanjut di galaksi SPT0418-47 untuk mengungkap bagaimana ini berevolusi dalam waktu singkat menjadi seperti Bima Sakti, yang berusia sekitar 13,5 miliar tahun.