Kamis 13 Aug 2020 17:45 WIB

Potensi Asparagus Indonesia Cerah, Pasar Ekspor Terbuka

Kabupaten Temanggung memiliki kekayaan alam yang mendukung potensi agrikultur

Kabupaten Temanggung memiliki jargon Swadaya Bhumiphala yang berarti kemandirian dalam bidang agrikultur. Hingga kini wilayah di lereng Gunung Sindoro, Sumbing dan Prau ini masih mengandalkan pertanian dan perkebunan sebagai penopang perekonomian rakyat.
Foto: istimewa
Kabupaten Temanggung memiliki jargon Swadaya Bhumiphala yang berarti kemandirian dalam bidang agrikultur. Hingga kini wilayah di lereng Gunung Sindoro, Sumbing dan Prau ini masih mengandalkan pertanian dan perkebunan sebagai penopang perekonomian rakyat.

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG--Kabupaten Temanggung memiliki jargon Swadaya Bhumiphala yang berarti kemandirian dalam bidang agrikultur. Hingga kini wilayah di lereng Gunung Sindoro, Sumbing dan Prau ini masih mengandalkan pertanian dan perkebunan sebagai penopang perekonomian rakyat.

Dari sisi geografis, wilayah Kabupaten Temanggung memang tidak bisa disangkal memiliki kekayaan alam yang sangat mendukung potensi agrikultur. Wilayah perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian variatif, dua gunung api aktif yang menjadi penyebab kesuburan lahan.

Kabupaten Temanggung terkenal dengan komoditas vanili, kopi dan tembakau. Ketiga komoditas tersebut bahkan tergambar dalam logo Kabupaten Temanggung.  Selain itu, terdapat potensi pengembangan asparagus yg dikelola oleh Asosiasi Asparagus Temanggung Farm (ATAF) yg terletak di Dusun Sobohan, Desa Mangunsari, Kec Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah.

Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung, Joko Budi  Nuryanto menyampaikan pengembangan asparagus di Temanggung seluas 14 ha dengan produksi rata-rata  15-20 ton/ha.

“Komoditas ini cocok di ketinggian wilayah, kontur tanah dan kemiringan serta serapan cahaya matahari seperti di Temanggung.   Asparagus tergolong tanaman super food dengan harga yang terbilang sangat tinggi dibanding produk pertanian lainnya,” ujar dia melalui keterangan, Rabu (12/8).

Selain itu, tanaman ini dapat tumbuh dalam waktu 5-10 tahun, bergantung pada perawatan tanaman.  "Tanaman ini diambil tunas baru (rebung) untuk diolah menjadi bahan sayur kualitas unggulan,"  kata dia. 

Ketua Asosiasi Temanggung Asparagus Farm (ATAF) Basori Supriyanto menyampaikan asparagus merupakan komoditas sayuran level menengah ke atas dalam klasifikasi hasil pertanian.

“Dengan kandungan nilai gizi yang tinggi produk asparagus banyak diminati pasar, bahkan permintaan pasar sering tidak terpenuhi. Kekurangan produk asparagus terjadi karena masih rendahnya produktivitas asparagus itu”, tambahnya.

Dalam kunjungan kerjanya ke  Asosiasi Asparagus Temanggung Farm (ATAF), Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menyampaikan potensi pengembangan asparagus sangat besar dan permintaan pasar juga terbuka luas. 

Asparagus kualitas premium, katanya harga jual sekitar Rp80.000 per kilogram, sehingga dalam satu hektare bisa menghasilkan Rp 1,6 miliar per tahun.“Tidak hanya pasar nasional, pasar Asia masih kekurangan stok dan produksi asparagus dari Indonesia tergolong dalam kualitas tinggi," tambah pria yang kerap dipanggil Anton. 

Anton berharap agar asosiasi dapat meningkatkan penampilan dari kemasan produk asparagus untuk meningkatkan nilai tambah produk. Ini sebagaimana arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.  "Bapak Menteri Pertanian meminta agar kita terus mendorong kualitas komoditas hortikultura," kata dia.

“Dengan kerja keras semua pihak, mudah-mudahan pemerintah akan mendorong upaya ekspor asparagus ke luar negeri yg masih terbuka luas di Asia, Timur Tengah, Amerika Serikat maupun Eropa,”kata Prihasto.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement