Kamis 13 Aug 2020 18:05 WIB

Israel Persempit Zona Penangkapan Ikan di Jalur Gaza

Israel hanya memperbolehkan penangkapan ikan 13 kilometer dari pantai Gaza

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
ilustrasi nelayan gaza. Israel mempersempit zona penangkapan ikan di Jalur Gaza
Foto: www.salem-news.com
ilustrasi nelayan gaza. Israel mempersempit zona penangkapan ikan di Jalur Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel telah mempersempit zona penangkapan ikan di Jalur Gaza, dari 24 kilometer dari pantai menjadi hanya 13 kilometer, Rabu (12/8). Itu merupakan hukuman yang dijatuhkan Tel Aviv atas serangan balon api dari wilayah yang diblokade tersebut. 

Hukuman tersebut telah menimbulkan protes dan kemarahan. Sebab para nelayan di Gaza bukanlah pelaku yang menerbangkan balon api ke wilayah Israel. Namun, mereka harus menerima ganjarannya. 

Baca Juga

Israel secara teratur kerap membatasi zona penangkapan ikan warga Gaza. Cara itu efektif untuk memberi tekanan karena Gaza merupakan wilayah yang diblokade. Dengan demikian, akses pengiriman makanan ke sana terbatas. 

Dengan mempersempit zona penangkapan ikan, hasil laut warga Palestina akan berkurang signifikan. Mereka pun tak mungkin nekat melanggar pembatasan itu. Sebab, tentara Israel tak segan melepaskan tembakan terhadap mereka. 

Selain mempersempit zona penangkapan ikan, Israel pun melancarkan serangan dengan membidik objek atau fasilitas Hamas pada Kamis (13/8). Alasan serangan itu serupa, yakni membalas pengiriman balon api dari Gaza. 

Dalam keterangannya militer Israel menyebut mereka menyerang kompleks militer, infrastruktur bawah tanah, dan pos pengamatan Hamas. Angkatan laut Hamas pun turut terimbas serangan. 

"Serangan itu dilakukan sebagai respons terhadap balon dengan bahan peledak dan balon api dari Jalur Gaza ke wilayah Israel dalam sepekan terakhir. Kami menganggap Hamas bertanggung jawab," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Aljazirah. 

Laporan dari Gaza menyebut serangan terbaru Israel menghantam situs di wilayah Rafah di selatan dan Beit Hanoun di utara. Sumber keamanan Gaza mengatakan pesawat tempur Israel melakukan beberapa serangan udara di situs Hamas dan menyebabkan kerusakan parah pada beberapa infrastruktur. 

Rumah warga pun turut terimbas serangan Israel. Namun tak ada warga yang dilaporkan terluka atau tewas. Pesawat tempur Israel turut meluncurkan misil yang mendarat di sebuah sekolah yang dikelola Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). 

Menurut seorang sumber misil itu tak meledak, tapi menyebabkan kerusakan pada gedung. Sekolah tersebut terpaksa ditutup. 

"Kebijakan agresif ini bertujuan memperburuk krisis yang dialami rakyat kami di Gaza untuk melumpuhkan kehidupan sehari-hari mereka serta menganggu upaya memerangi virus korona di tengah keheningan internasional dan regional," ujar juru bicara Hamas Fawzi Barhoum. 

Barhoum turut mengomentari perintah Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menghentikan impor bahan bakar ke Gaza sebagai respons atas serangan balon api dan balon peledak. Barhoum menyebut perintah itu merupakan tindakan agresi berat. Tujuannya adalah memperburuk krisis yang dihadapi warga Palestina di Gaza. 

Bahan peledak yang diikat ke balon kemudian diterbangkan ke wilayah Israel pertama kali muncul saat warga Gaza melakukan aksi Great March of Return pada 2018. Balon tersebut, termasuk balon api, yang berhasil melintasi perbatasan menyebabkan ribuan kebakaran di pertanian Israel.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement