REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu mengambil sampel tumpahan minyak mentah yang terjadi di Pulau Pari, Kepulauan Seribu Selatan, pada 11 Agustus lalu. Kepala Sudin Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu, Djoko Rianto Budi Hartono mengatakan, pihaknya bersama PHE OSES sudah membawa sampel tumpahan minyak mentah tersebut ke laboratorium untuk diteliti lebih lanjut.
"Kita bawa sampel ke laboratorium dinas untuk mendapatkan kepastian apakah itu minyak mentah atau oli, serta sejauh mana tingkat pencemaran dan bahayanya bagi biota laut," ujarnya, Kamis (13/8).
Dari hasil penyelidikan sementara, kata Djoko, diduga ini merupakan hasil endapan yang muncul lagi ke permukaan air laut karena adanya arus laut atau turbulensi arus.
"Hingga saat ini sudah 380 kantong minyak mentah berhasil diangkat dari sepanjang sisi timur dan utara Pulau Pari dengan berat rata-rata 5-10 kilogram," terangnya.
Sebelumnya, tumpahan minyak di sekitar Pulau Pari, Kepulauan Seribu mengotori kawasan pesisir pantai di kawasan ini. Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PSSU) dibantu warga terus melakukan aksi bersih-bersih pencemaran minyak ini.
Lurah Pulau Pari, Mahtum mengatakan, pencemaran limbah minyak mentah ini tercecer di sisi timur dan utara Pulau Pari, Kepulauan Seribu Selatan, Kepulauan Seribu. Hasil pembersihan tersebut, sebanyak 250 karung berisi limbah minyak mentah berhasil dikumpulkan dari lokasi.
"Tumpahan minyak mentah ini mengotori pesisir pantai di sepanjang sisi timur dermaga utama, tepatnya di area wisata Pantai Bintang," kata Mahtum.
Pihaknya sendiri masih belum bisa menyimpulkan dari mana asal tumpahan minyak mentah tersebut. "Saat ini tumpahan minyak mentah yang sudah dikumpulkan ada 250 karung," katanya menambahkan.
Ia menjelaskan, aksi bersih-bersih minyak mentah ini hanya difokuskan di area pinggir pantai. Sementara di kawasan perairan masih ada limbah minyak mentah yang tercecer dan terbawa arus laut.
"Sampai sekarang petugas masih membersihkan tumpahan minyak mentah yang berada di sepanjang pantai timur dan utara Pulau Pari," terangnya.
Sementara itu dalam keterangan persnya, VP Relations Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES), Ifki Sukarya mengatakan, belum diketahui dari mana asal ceceran minyak tersebut. Pihaknya mengerahkan seluruh anak perusahaan yaitu PHE OSES dan PHE ONWJ agar melakukan pengecekan di lapangan.
"Kita terjunkan 10 orang tim PHE OSES membantu pembersihan pesisir dibagi dalam 3 wilayah, yaitu bagian tengah, barat serta timur Pulau Pari dan Pulau Lancang, proses ini diperkirakan selesai sekitar tiga hari kedepan," terangnya.