Kamis 13 Aug 2020 20:43 WIB

Antisipasi Karhutla, Sumsel Mulai Lakukan Hujan Buatan

Terjadi peningkatan titik panas (Hotspot) dalam beberapa hari terakhir.

Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk membuat hujan buatan yang dilakukan oleh TNI AU, BPPT, BNPB, dan BMKG (ilustrasi)
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk membuat hujan buatan yang dilakukan oleh TNI AU, BPPT, BNPB, dan BMKG (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan menyusul meningkatnya titik panas (hotspot), mulai dilakukan hujan buatan pada Agustus ini. Hujan buatan dilakukan oleh tim teknologi modifikasi cuaca (TMC) BPPT bersama KLHK, BNPB, TNI-AU, dan BMKG.

"Untuk melakukan hujan buatan dengan teknologi modifikasi cuaca tersebut tim menggunakan pesawat CN-295 milik TNI-AU," kata Herman di Palembang, Kamis (13/8).

Baca Juga

Dalam kegiatan TMC pada Rabu (12/8), pesawat yang ditugaskan untuk menebar garam sebanyak dua ton (NaCL) di atas wilayah sejumlah daerah rawan karhula dengan hasil yang cukup baik sejumlah daerah Sumsel diguyur hujan. "Alhamdulillah hujan mulai turun dengan TMC, melalui upaya tersebut diharapkan karhutla di Sumsel pada musim kemarau tahun 2020 ini bisa diminimalkan sehingga terhindar dari bencana kabut asap," ujar gubernur.

Sebelumnya, Pelaksana Harian Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC-BPPT) mengatakan menghadapi peningkatan titik panas (Hotspot) dalam beberapa hari terakhir, tim TMC BPPT bersama KLHK, BNPB, TNI AU dan BMKG menurunkan hujan buatan ke wilayah Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat. Tim TMC Posko Palembang selain melakukan kegiatan di wilayah Sumsel juga berangkat menuju Kalbar, sehingga target penyemaian dilaksanakan di dua provinsi yang lokasinya berjauhan itu.

"Posko Palembang baru dibuka hari Rabu (12/8) dan kami menerima arahan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) agar terbang ke Kalbar karena fluktuasi hotspot di Kalbar yang meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir. Potensi awan mendukung juga, jadi kami ekstra kerja keras melaksanakan penyemaian di Sumsel dan Kalbar," ujar Sutrisno usai membuka pelaksanaan TMC di Palembang, Rabu (12/8) .

Koordinator Lapangan BBTMC Posko TMC Palembang Dwipa W Soehoed mengatakan posko TMC Sumsel dipusatkan di Lanud Sri Mulyono Herlambang, Palembang. Dalam operasi modifikasi cuaca kali ini, tim TMC menggunakan pesawat CN-295 milik TNI-AU agar dapat menjangkau lebih luas hingga wilayah Provinsi Jambi.

Penerbangan pertama dilaksanakan siang hari sekitar pk 12.45 WIB dengan membawa 2 ton garam (NaCL). Target penyemaian di wilayah Sumsel yaitu di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Komering Ilir di ketinggian 10.000 kaki.

Pesawat CN-295 melanjutkan penerbangan dengan target Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya Kalbar dan melakukan penyemaian di ketinggian 7000-8000 kaki. Selain daya jangkau penerbangan lebih jauh, pesawat tipe ini juga memiliki daya angkut besar, ujar dia pula.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement