REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG, JATIM -- Sebanyak 19 SMA/SMK di Tulungagung, Jawa Timur mengajukan diri untuk menjalani uji coba pembelajaran tatap muka di sekolah yang rencananya mulai 18 Agustus mendatang.
"Sejauh ini sudah ada 19 sekolah yang mengajukan diri melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka langsung, negeri dan swasta," kata Anggota Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tulungagung Dedi Eka Purnama dikonfirmasi di sela inspeksi kesiapan pembelajaran tatap muka di SMAN 1 Kedungwaru, Kamis (13/8).
Ia tak merinci SMA dan SMK mana saja yang telah menyatakan kesiapan melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan alasan masih diverifikasi.
Untuk memastikan sekolah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat demi memutus rantai penularan virus corona jenis baru, Tim GGTP Covid-19 Tulungagung melakukan assesment atau pendampingan langsung ke masing-masing sekolah.
SMAN 1 Kedungwaru dan SMA PGRI Tulungagung menjadi dua sekolah yang ditinjau langsung oleh Tim GGTP Covid-19.
Hasilnya, pihaknya melihat pihak sekolah telah melakukan persiapan khusus untuk penerapan protokol kesehatan secara ketat. Mulai dari pemeriksaan suhu tubuh menggunakan thermo gun, sarana cuci tangan, aturan wajib penggunaan masker bagi siswa-guru dan petugas lain, penyediaan botol-botol berisi cairan pembersih beralkohol, hingga pengaturan jarak fisik antarsiswa di dalam kelas.
Pihak sekolah juga menyediakan pelindung wajah yang diberi tanda nama masing-masing siswa. "Sekolah yang ingin menjalankan pembelajaran tatap muka harus memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditentukan, seperti rekomendasi kesehatan dari Dinkes, persetujuan wali murid, ketersediaan sarana-prasarana penunjang hidup bersih, evaluasi gugus tugas dan tentu saja persetujuan komite sekolah," katanya.
Kepala SMAN 1 Kedungwaru Harim Sujatmiko mengatakan pihaknya menyiapkan 36 kelas untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah.
Namun, dari total siswa SMAN 1 Kedungwaru yang berjumlah 1.200-an orang, hanya separuh yang mengikuti pembelajaran tatap muka. Separuh sisanya mengikuti pembelajaran dengan cara daring melalui beberapa metode yang sudah disiapkan.
"Jadi teknisnya satu kelas akan dibagi dalam dua ruang untuk menjaga jarak saat di dalam ruangan. Sementara kelas yang masuk kita atur bergantian menggunakan sistem ganjil-genap," paparnya.
Di Tulungagung ada 60 sekolah jenjang atas yang terdaftar di Dinas Pendidikan dan kebudayaan.
Apabila ujicoba pembelajaran tatap muka di 19 sekolah berhasil dan tidak terjadi penularan Covid-19 antarsiswa dan guru, penerapan kegiatan belajar-mengajar secara tatap muka akan dikembangkan ke sekolah-sekolah lain yang sudah siap sarana-prasana pendukungnya.