REPUBLIKA.CO.ID, BANGKA -- Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengapresiasi PT Timah Tbk bersama Animals Lover Bangka Belitung Island (Alobi) membangun 37 hektare lahan bekas tambang sebagai pusat penyelamatan satwa liar dan langka dari penyeludupan dan kepunahan.
"Saya mendukung dan mendorong kegiatan ini, agar reklamasi sebaik ini menjadi legacy PT Timah kepada masyarakat," kata Gubernur Kepulauan Babel, Erzaldi Rosman Djohan saat berkunjung di Kampung Reklamasi Air Jangkang Bangka, Kamis (13/8).
Ia mengatakan Kampung Reklamasi Air Jangkang ini awalnya merupakan kawasan bekas penambangan bijih timah dan sekarang dijadikan kawasan hijau sekaligus sebagai tempat edukasi, pusat penyelamatan satwa (PPS) untuk menyelamatkan satwa langka dan endemik Bangka Belitung dari penyelundupan untuk diperjualbelikan.
"Saya ke sini untuk melihat aktivitas Alobi dalam menyelamatkan satwa, dan saya surprise lagi, ternyata komunitas ini didukung penuh oleh PT Timah Tbk," ujarnya.
Menurut dia, kegiatan reklamasi tidak hanya mengembalikan fungsi kawasan tersebut seperti dahulu, tetapi pemberdayaan masyarakatnya juga ikut dipikirkan, serta berharap PT Timah dapat mengembangkan cara ataupun strategi reklamasi lahan.
"Saya melihat lahan bekas tambang seluas 37 hektare ini sudah sangat representatif dan insya Allah ini akan dikembangkan lagi kurang lebih 46 hektare lagi," katanya.
Kabid Reklamasi dan Pasca Tambang PT Timah Tbk, Christina Ida Romauli mengatakan kampung reklamasi ini untuk menangkarkan berbagai hewan dan tumbuhan langka, sebagai upaya perusahaan menyelamatkan hewan tersebut dari kepunahan.
"Kampoeng reklamasi ini tidak hanya sebagai objek wisata baru, tetapi juga sebagai tempat penyelamatan dan pengembangbiakan hewan yang mulai langka," kata Kabid Humas PT Timah Tbk, Anggie Sihaan di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan hewan-hewan langka yang berhasil ditangkarkan dan diselamatkan di Kampung Reklamasi Air Jangkang itu diantaranya elang, merak, berbagai jenis burung kakak tua, mantilin, tupai, rusa, kijang, siamang dan hewan asli Bangka Belitung lainnya.
"Kita berharap adanya kampung reklamasi ini dapat mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melindungi hewan-hewan langka daerah ini," ujarnya.