Klub liga utama sepakbola Jerman FC Bayern München menyatakan sedang melakukan penyelidikan soal laporan ARD dan WDR tentang dugaan rasisme. Stasiun siaran televisi publik di Jerman itu memberitakan bahwa seorang yang telah dipekerjakan selama bertahun-tahun oleh klub langganan juara Bundesliga itu melakukan penghinaan rasial pada banyak kesempatan di grup WhatsApp staf pusat pelatihan dan pendidikan FC Bayern Campus.
Program Sport Inside WDR melaporkan bahwa sebelumnya sudah ada empat surat anonim dari orang tua anak-anak di fasilitas pelatihan FC Bayern Campus yang dikirimkan kepada para penanggungajwab klub itu.
Dalam beberapa hari terakhir, serangkaian pesan telah dipublikasikan, termasuk beberapa pesan di akun Twitter, yang oleh klub dianggap laporan palsu. Akun tersebut telah diblokir oleh Twitter pada Selasa sore (11/8).
Pesan dan chat “rasis”
Dalam chat grup WhatsApp tersebut, pelatih yang tidak disebutkan namanya itu memposting foto truk dengan tulisan "Bimbo" dan menulis di bawahnya: "Transportasi. Di sinilah para N****** diangkut dari A ke B." Posting itu kemudian dikomentari dengan simbol senyum oleh anggota lain dari grup WhatsApp tersebut, yang "jelas-jelas pelatih lain atau pencari bakat dari klub," kata Sport Inside.
Selanjutnya Sport Inside melaporkan, dalam chat atau obrolan tentang para pemain, pelatih itu sering menggunakan “bahasa rasis”, termasuk frasa "joki unta". Beberapa kali, pemain yang dimaksud disebut sebagai "Turki jorok" atau istilah menghina lainnya.
Dalam salah satu obrolan mengenai tim nasional Tunisia menjelang pertandingan Piala Dunia 2018 melawan Inggris, dipakai “istilah-istilah yang meremehkan”. Chat dari dua tahun lalu itu terungkap setelah beberapa pelatih meninggalkan FC Bayern Campus.
FC Bayern: kasus ''perseteruan pribadi''
Surat anonim yang dikirim kepada FC Bayern ditujukan kepada direktur kampus FC Bayern, Jochen Sauer, Direktur Utama Karl-Heinz Rummenigge, Presiden Klub saat itu Uli Hoeness, direktur olahraga Hasan Salihamidzic, dan direktur olahraga Pusat Pelatihan Remaja Hermann Gerland. Yang juga menjabat sebagai asisten pelatih tim utama FC Bayern.
Surat-surat itu diyakini berasal dari para orang tua yang peduli. Dalam surat-surat itu, pelatih tim remaja dikritik tidak hanya karena nadanya yang terkadang homofobik dan rasis, melainkan juga karena metode pelatihannya, yang dianggap latihan "sadis" dan tidak sesuai untuk usia para pemain.
FC Bayern mengatakan, mereka yakin surat-surat itu berasal hanya dari satu sumber dan melihatnya sebagai kasus "perseteruan pribadi."
hp/pkp (dpa, sid, wdr)