Jumat 14 Aug 2020 02:48 WIB

Arab Saudi Serukan Perpanjangan Embargo Senjata di Iran

Arab Saudi menuduh Iran menyebabkan ketidakstabilan di Timur Tengah

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Dewan Keamanan PBB. Duta Besar Arab Saudi untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan perpanjangan embargo senjata terhadap Iran dalam sebuah pertemuan pada Kamis (13/8). Hal ini disampaikan kantor berita Saudi.
Foto: ENCYCLOPEDIA BRITANNICA BLOG
Dewan Keamanan PBB. Duta Besar Arab Saudi untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan perpanjangan embargo senjata terhadap Iran dalam sebuah pertemuan pada Kamis (13/8). Hal ini disampaikan kantor berita Saudi. "

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Duta Besar Arab Saudi untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan perpanjangan embargo senjata terhadap Iran dalam sebuah pertemuan pada Kamis (13/8). Hal ini disampaikan kantor berita Saudi.

"Iran menyelundupkan senjata ke milisi yang mengganggu kestabilan perdamaian regional," kata Duta Besar Arab Saudi untuk PBB, Abdul Aziz Al-Wasel dalam konferensi yang diadakan di Jenewa, dilansir dari Arab News, Kamis (13/8).

Al-Wasel menyerukan perpanjangan embargo senjata di Iran yang akan berakhir pada 18 Oktober. Menurutnya, mengizinkan Republik Islam untuk membeli senjata akan meningkatkan aktivitas permusuhan mereka di wilayah tersebut.

Al-Wasel menekankan dukungan Kerajaan Arab Saudi terhadap tindakan internasional untuk menghentikan aktivitas Iran yang menyebabkan ketidakstabilan di Timur Tengah. Menurutnya, bila mencabut larangan internasional terhadap Iran, akan menyebabkan lebih banyak kehancuran dan menciptakan konflik di kawasan itu.

Al-Wasel menyatakan bahwa penyelundupan senjata ke kelompok militan masih menjadi masalah di wilayah tersebut. Rudal dan senjata lainnya digunakan untuk menargetkan warga sipil dan infrastruktur sipil. Serangannya juga merugikan ekonomi global karena mengancam saluran air dan menargetkan instalasi minyak di kawasan, yang merupakan tulang punggung ekonomi internasional.

Al-Wasel merujuk hasil laporan Dewan Keamanan PBB yang dipresentasikan pada 30 Juni 2020. Mereka membenarkan keterlibatan langsung dari serangan rezim Iran yang menargetkan instalasi minyak di Abqaiq dan Khurais, Arab Saudi timur. Pada 2019 juga menargetkan Bandara Abha International dengan rudal jelajah dan drone tidak berawak.

Dia mengatakan, laporan itu tidak meninggalkan ruang untuk keraguan tentang niat bermusuhan Iran terhadap Arab Saudi, kawasan Arab dan dunia. Al-Wasel menambahkan, rezim Iran saat ini terus mendanai milisi bersenjata di Yaman, Irak, Suriah dan Lebanon tanpa memperhatikan piagam dan perjanjian internasional.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement