REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari mengaku sangat menyayangkan keputusan kontroversial pencoretan tiga atlet pelatnas panahan oleh PB Perpani. Sebab, dua dari tiga atlet yang dicoret, yakni Riau Ega Agata Salsabila dan Diananda Choirunisa, merupakan pemanah yang sudah mengantungi tiket untuk tampil di Olimpiade Tokyo tahun depan.
Kendati demikian, Oktohari mengaku pihaknya tidak akan terlalu jauh mencampuri hal tersebut karena itu persoalan internal PB Perpani.
"Ini kan urusan internal Perpani jadi kami tidak mau mencampuri terlalu jauh. Tetapi karena ini urusan domestik dari Perpani kami cuma bisa berharap dapat solusi terbaik," kata Oktohari saat dihubungi Antara di Jakarta, Kamis (13/8).
Oktohari mengaku dirinya percaya PB Perpani merupakan organisasi profesional yang mengedepankan kepentingan Merah Putih di atas segalanya. Sehingga ia berharap para pengurus, terutama Ketua Umum PB Perpani bisa mendengarkan dari segala sisi untuk mengambil keputusan yang objektif dan komprehensif.
Sementara itu, Ketua Umum PB Perpani Illiza Saaduddin Djamar mengaku pihaknya telah memberikan kesempatan kepada tiga atlet Jawa Timur yang dicoret agar bisa kembali bergabung ke pelatnas di Jakarta.
"Kalau saja Jawa Timur mau legowo dengan keputusan tersebut, kami bisa saja menganulir keputusan (pencoretan) itu," kata Illiza.
Namun kondisi semakin sulit ketika pengurus provinsi (pengprov) panahan dan KONI Jawa Timur justru menahan ketiga atletnya untuk hadir di pelatnas.
Setelah diberikan kesempatan terakhir hingga 6 Agustus, ketiga atlet tak kunjung datang sehingga federasi pun memutuskan untuk mencoret tiga nama dari tim pelatnas Olimpiade.
Keputusan tersebut disampaikan dalam surat resmi PB Perpani bernomor 210/KU/PB.PERPANI/VIII/2020 tanggal 8 Agustus 2020 yang ditandatangani Ketua Umum Illiza Sa’aduddin Djamal. Surat tersebut ditujukan kepada Riau Ega Agata Salsabila, Diananda Choirunisa, dan Asiefa Nur Haenza.