REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekretaris Gugus Tugas Jabar Daud Achmad mengatakan berupaya menguatkan kesiapan labolatorium. Salah satu caranya dengan menyebar 28 laboratorium satelit di sejumlah daerah. Tujuannya agar di pelacakan dan pengetesan Covid-19 berjalan optimal. Muaranya, penyebaran Covid-19 dapat terpetakan sehingga bisa diputus mata rantainya.
Ia pun mengingatkan dengan upaya tersebut akan ada potensi lonjakan kasus positif Covid-19 karena masifnya pelacakan dan pengetesan. Belum lagi mobilitas dan mispersepsi warga terhadap Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang juga berpotensi meningkatkan kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
"Ada mispersepsi di masyarakat yang masih mengira sudah kembali ke masa normal. Kemudian juga karena tes yang masif. Tes yang banyak tentunya angka positif bisa meningkat," ujar Daud, Kamis (13/8).
Sementara menurut Penanggungjawab Laboratorium Kesehatan (Labkes) Provinsi Jabar Ryan B Ristandi, kemampuan pengetesan Labkes Jabar per hari berada di angka 1.500-2.000 spesimen. Menurutnya, Gugus Tugas Jabar konsisten meningkatkan kapasitas pengetesan dengan menyiapkan laboratorium satelit.
"Kami tetap melakukan pembagian jadwal dengan 3 shift dan ada kurang lebih 70 karyawan berkolaborasi Labkes Jabar dengan ITB," kata Ryan.
Waktu yang dibutuhkan untuk mengetes satu sampel, kata Ryan, sekitar 2 sampai 3 hari. Ryan mengimbau kepada masyarakat yang menjalani swab test untuk mengisolasi diri mandiri selama hasil tes belum keluar. Hal tersebut dilakukan supaya hasil tes akurat.
"Pada saat masyarakat tidak menerapkan protokol kesehatan setelah dilakukan swab, yang kami takutkan adalah masyarakat terpapar Covid-19. Jadi, hasil tes tidak lagi akurat," katanya.