Jumat 14 Aug 2020 13:13 WIB

Mentan Syahrul: Realisasi Musim Tanam Kedua Capai 78 Persen

Musim tanam kedua merupakan upaya percepatan tanam yang dimulai sejak Juli 2020.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Buruh tani menanam padi saat musim tanam. ilustrasi
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Buruh tani menanam padi saat musim tanam. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, sekitar lebih dari 78 persen sawah dalam periode musim tanam dua telah terisi. Adapun total luas tanam pada musim tanam kedua tahun ini seluas 5,83 juta hektare.

"Dari kondisi yang ada, lebih dari 78 persen sudah (ditanam) sehingga kelihatannya akan cukup aman. Walaupun di sana sini ada hama, bencana alam, tapi kami sudah kurangi itu dalam rasio 4 persen," kata Syahrul dalam Webinar Sekolah Politik Indonesia, Kamis (13/8) malam.

Baca Juga

Musim tanam kedua merupakan upaya percepatan tanam yang dimulai sejak Juli 2020. Percepatan tanam dilakukan untuk mengantisipasi krisis pangan yang bisa terjadi pada semester kedua tahun ini.

Syahrul menuturkan, sisa stok beras pada akhir Juni 2020 yang merupakan hasil panen raya sejak Maret 2020 lalu sebanyak 7,8 juta ton. Adapun dari percepatan musim tanam kedua dari luasan 5,83 juta hektare, diharapkan produksi bisa mencapai sekitar 13,8 - 15,5 juta ton.

Lebih lanjut, Syahrul menjelaskan, jika dikalkulasikan antara sisa stok dan potensi panen serta konsumsi berjalan masyarakat, maka diperoleh pasokan sebanyak 17,66 juta ton.

Adapun, rerata konsumsi masyarakat periode Juli-Desember 2020 mencapai 15,08 juta ton. Dari angka tersebut, Syahrul mengatakan kemungkinan akan diperoleh surplus beras pada akhir tahun 2020 sekitar 2,5 juta ton yang menjadi persediaan awal tahun 2021 mendatang.

"Atas perintah presiden, kami harus berikan berbagai pendekatan agar petani tetap bersemangat dalam menjalankan aktivitas pertaniannya," ujar Syahrul

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement