Sabtu 15 Aug 2020 06:51 WIB

SD-SMP Kota Serang Mulai Belajar Tatap Muka 18 Agustus

Gugus tugas penanganan Covid-19 Banten tidak merekomendasikan sekolah tatap muka

Rep: alkhaledi Kurnialam/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah guru dan pegawai Dinas Pendidikan Kota Serang mengikuti simulasi kegiatan belajar tatap muka di SD Negeri 02 Serang, Banten, Jumat (14/8/2020). Pemda setempat berencana memberlakukan kegiatan belajar tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan di semua sekolah mulai 18 Agustus mendatang dan akan dievaluasi setiap pekan untuk jadi pertimbangan terus diberlakukan atau dihentikan.
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Sejumlah guru dan pegawai Dinas Pendidikan Kota Serang mengikuti simulasi kegiatan belajar tatap muka di SD Negeri 02 Serang, Banten, Jumat (14/8/2020). Pemda setempat berencana memberlakukan kegiatan belajar tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan di semua sekolah mulai 18 Agustus mendatang dan akan dievaluasi setiap pekan untuk jadi pertimbangan terus diberlakukan atau dihentikan.

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG--Pemerintah Kotq (Pemkot) Serang akan mulai membeelakukan pembelajaran tatap muka bagi siswa tingkat SD dan SMP pada 18 Agustus mendatang. Keputusan ini disebut telah sesuai dengan arahan pemerintah pusat yang membolehkan abelajar di sekolah bagi daerah terkategori zona kuning Covid-19.

Kepala Dindikbud Kota Serang Wasis Dewanto menuturkan pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan sebelum memulai membuka belajar di kelas. Simulasi belajar luring yang baru dilakukan di SDN 02 Kota Serang menurutnya akan dijadikan panduan bagi sekolah-sekolah lain.

"Memang ini salah satu kesiapan sekolah dalam menghadapi KBM tatap muka. Jadi besok Sabtu (15/8) seluruh sekolah wajib menonton atau melihat video simulasi ini agar bisa mempersiapkan sebelum memberlakukan sekolah tatap muka," katanya usai simulasi belajar tatap muka di SDN 02 Kota Serang, Jumat (14/8).

Menurutnya, dalam simulasi ini dijelaskan pihak sekolah harus menyiapkan sejumlah sarana prasarana untuk protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan, alat pengukur suhu tubuh hingga alat semprot disinfektan. "Jadi agar sekolah-sekolah bisa melengkapinya, kemudian kami juga kan perlu sosialisasi seperti ini karena banyak yang harus dipersiapkan," katanya.

Rapid tes massal bagi para sekitar 7400 guru negeri dan swasta dikatakannya juga telah dimulai sejak Jumat hingga Ahad nanti. Skema pembelajaran secara bergantian bagi para siswa juga merupakan upaya pemkot untuk memastikan keselamatan kegiatan belajar."Rapid tes kita lakukan Jumat, Sabtu, Minggu, sudah koordinasi dengan Dinkes (Dinas Kesehatan) hanya kapasitas totalnya memang kita lihat kemampuannya. Untuk belajar juga kita sudah mengatur supaya belajar maksimal 18 orang saja di kelas, jadi shifting skemanya, pas pergantian juga jeda waktunya sejam jadi tidak ada kerumunan," katanya.

Menurutnya, mauoritas wali murid di Kota Serang sudah lama menginginkan agar belajar tatap muka ini dilakukan. Jika dalam minggu awal pelaksanaan belajar tatap muka tidak terjadi kasus penyebaran covid-19, maka metode ini akan terus berlanjut. "Mudah-mudahan bisa kita lanjutkan terus, tapi kita akan lihat perkembangannya. Akan kita evaluasi terus, jika akan maka dibuka selanjutnya PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan TK (Taman Kanak-kanak)," ungkapnya.

Wali Kota Serang Syafrudin mengatakan dalam beberapa bulan terakhir sudah banyak wali murid yang meminta pemkot membuka pembelajaran tatap muka. Untuk itu, pihaknya mengkaji beberapa skema pembelajaran yang aman dengan mengikuti aturan pemerintah pusat."Kalau orang tua setuju, sudah lama ingin belajar tatap muka, mungkin sudah kesel," katanya.

Penyebaran covid-19 di wilayahnya juga diklaim masih terkendali hingga saat ini. Adanya penambahan kasus dalam beberapa hari terakhir bukan karena klaster lokal."Saya sampaikan dalam minggu-minggu ini ada kasus naik juga bukan karena tertular di dalam kota. Tapi karena warga kita yang pergi keluar daerah lalu tertular," ujarnya.

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Banten Aty Pamudji Hastuti mengatakan sebenarnya pihaknya tidak merekomendasikan pembelajaran tatap muka hingga saat ini. Hal ini sesuai dengan imbauan dan rekomendasi Ikatan dokter Indonesia (IDI) untuk menunda belajar tatap muka. 

"Gugus tugas tingkat provinsi sebenarnya menyarankan untuk tidak melakukan pembelajaran tatap muka terlebih dahulu. Belajar di rumah kenapa tidak, toh kalau masalah sinyal atau lainnya masih kita carikan solusi, kalau mati kan tidak bisa kita cari solusi lagi," jelasnya.

Menururnya, sudah ada daerah di Banten yang juga telah membuka tapi ternyata terjadi kasus baru sehingga ditutup kembali. "Beberapa contoh di Banten yang lakukan belajar tatap muka karena terjadi kasus baru dan akhirnya ditutup kembali," ujarnya. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement