REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengapresiasi program “MPR Peduli Melawan Covid-19” sebagai upaya mendukung penanganan krisis akibat pandemi Covid-19. Program “MPR Peduli Melawan Covid-19” merupakan gerakan aktualisasi nilai-nilai Empat Pilar MPR untuk menyikapi berbagai kondisi masyarakat, bangsa, dan negara.
“Kita beruntung dan berterima kasih atas dukungan dan kerja cepat dari pimpinan dan anggota lembaga-lembaga negara yang melakukan langkah-langkah extraordinary dalam mendukung penanganan krisis,” kata Jokowi dalam Pidato Sidang Tahunan MPR 2020, di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8).
Menurut Jokowi, langkah-langkah extraordinary itu diperlukan untuk mendukung penanganan krisis dan membajak momentum krisis untuk menjalankan strategi-strategi besar bangsa. “MPR dengan cepat membuat payung program baru MPR Peduli Melawan Covid-19 serta terus melakukan sosialisasi dan aktualisasi Pancasila serta pengkajian sistem ketatanegaraan dan konstitusi kita,” katanya.
Jokowi mengungkapkan saat ini 215 negara sedang menghadapi masa sulit diterpa pandemi Covid-19. Dalam catatan WHO, sampai 13 Agustus 2020, terdapat lebih dari 20 juta kasus di dunia dengan jumlah kematian sebanyak 737 ribu jiwa.
“Semua negara, negara miskin, negara berkembang, termasuk negara maju, sedang mengalami kemunduran karena terpapar Covid-19. Di kuartal pertama 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih plus 2,9 persen, tapi di kuartal kedua kita minus 5,32 persen,” terangnya dikutip dari siaran pers MPR, Jumat (14/8).
Jokowi menyebutkan pemerintah bergerak cepat ketika krisis kesehatan tersebut berdampak pada perekonomian. Sejumlah langkah telah dilakukan seperti memberikan bansos, subsidi dan diskon tarif listrik, BLT Desa, dan subidi gaji, membantu UMKM, membantu tenaga kerja yang menjadi korban PHK. Pemerintah juga cepat melakukan penyesuaian program kerja, relokasi anggaran, menerbitkan Perppu No. 1 Tahun 2020 yang telah menjadi UU No. 2 Tahun 2020.
Jokowi menyambut seruan para ulama dan pemuka agama serta tokoh budaya agar menjadikan momentum musibah pandemi ini sebagai sebuah kebangkitan baru untuk melakukan sebuah lompatan besar. “Kemunduran banyak negara besar menjadi peluang dan momentum bagi kita untuk mengejar ketertinggalan. Inilah saatnya kita membenahi diri secara fundamental, melakukan transformasi besar, menjalankan strategi besar di bidang ekonomi, hukum, pemerintahan, sosial, kebudayaan, termasuk kesehatan dan pendidikan. Saatnya kita bajak momentum krisis untuk melakukan lompatan-lompatan besar,” tandasnya.
Tujuan besar tersebut, menurut Jokowi, hanya bisa dicapai melalui kerjasama seluruh komponen bangsa dengan gotong royong, saling membantu, dan saling mengingatkan dalam kebaikan dan tujuan yang mulia. “Masih banyak langkah-langkah besar yang harus kita lakukan. Target kita saat ini bukan hanya lepas dari pandemi, bukan hanya keluar dari krisis. Langkah kita adalah melakukan lompatan besar memanfaatkan momentum krisis yang saat ini sedang terjadi,” katanya.
“Krisis memberikan momentum bagi kita untuk mengejar ketertinggalan, untuk melakukan transformasi besar, dengan melaksanakan strategi besar. Mari kita pecahkan masalah fundamental yang kita hadapi. Kita lakukan lompatan besar untuk kemajuan yang signifikan. Kita harus bajak momentum krisis ini,” imbuhnya.