Jumat 14 Aug 2020 19:36 WIB

Polisi Selidiki Kasus Bullying Anak di Pesisir Barat

Belum diketahui apa motif penganiayaan sesama anak remaja putri tersebut.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Agus Yulianto
Office Bullying. Ilustrasi
Foto: Wikipedia
Office Bullying. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Petugas Polsek Pesisir Tengah mulai mengusut kasus bullying anak-anak yang videonya beredar di media sosial (medsos), Jumat(14/8). Tahap awal penyelidikan, petugas memanggil lima pelaku utama yang tampak dalam video yang berada di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung.

Kapolsek Pesisir Tengah Kompol Ansori membenarkan, aparatnya mulai bergerak mengusut kasus penganiayaan anak yang videonya beredar luas di medsos beberapa hari terakhir. “Kami sudah panggil lima orang remaja putri (dalam video tersebut),” kata Kompol Ansori, Jumat (14/8).

Lima orang tersebut masih dipanggil sebagai saksi, karena tampak dalam video penganiayaan terhadap seorang anak perempuan sebaya yang tidak berdaya lagi. Kelimanya masih diselidiki kasusnya untuk pendalaman. Menurut dia, karena pelaku dalam video tersebut anak di bawah umur, maka polsek berkoordinasi dengan Polres Lampung Barat.

Dalam video yang beredar di medsos, sejak Jumat (13/8), seorang anak perempuan sudah tidak berdaya lagi setelah beberapa anak remaja perempuan juga melakukan bullying atau penganiayaan terhadapnya. Kekerasan dari pelaku dalam video tersebut, juga membuat korban tidak berdaya dan tampak pasrah diapakan pelaku.

Dari video yang beredar, belum diketahui motif penganiayaan sesama anak remaja putri tersebut. Namun dari ucapan yang keluar dari pelaku pemukul korban, kasusnya diduga masalah pacar. Pelaku tidak terima dengan korban yang berhubungan dengan pacar pelaku.

Beredarnya video tersebut, membuat para netizen meminta aparat polisi segera menangkap pelaku dan diproses hingga mendapatkan hukuman yang setimpal, agar terjadi efek jera, dan tidak terulang kembali di tempat lain.

“Kasus seperti ini, apalagi sudah ditonton semua orang mulai dari anak sekolah sampai orang dewasa, segera ditangkap dan ditindak, juga dihukum. Saya membayangkan kalau anak saya digituan mereka sampai tidak berdaya,” kata Wiwin, ibu rumah tangga.

Dia berharap kasus ini diusut tuntas hingga diketahui orangtua masing-masing pelaku, agar tidak berulang lagi. Selain itu, kepada korban sesama anak remaja perempuan hendaknya segera dipulihkan mentalnya lagi, karena dari video tersebut, korban sudah tidak berdaya, dan tidak melakukan perlawanan sehingga terlihat pasrah. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement